Kisah Sukses Besar Gastrodiplomasi di KTT G20, dari China, Argentina hingga Sukses Indonesia
Kompas dunia | 16 November 2022, 07:20 WIBNUSA DUA, KOMPAS.TV – Jamuan makan malam tentu teramat sangat spesial saat daftar tamu Anda mencakup para pemimpin negara yang mewakili sekitar 80 persen produk domestik bruto dunia dan 75 persen perdagangan global. Tuan rumah KTT G20 tahun ini, Indonesia, memanfaatkan kesempatan melebarkan pengaruhnya dengan menghidangkan berbagai menu spesial, dalam gastrodiplomasi KTT G20 yang spektakuler dan megah.
Untuk KTT G20 Bali, Presiden Cina Xi Jinping, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan yang lainnya makan malam gaya al fresco atau makan malam di luar ruangan, dengan hidangan spesial rendang daging sapi, ikan cod kukus dan asparagus dalam saus kunyit Bali, diikuti dengan mousse cokelat ala Aceh.
Sebelumnya saat makan siang di sela-sela kesibukan pertemuan, para pemimpin G20 duduk untuk makan siang sate, sirlion wagyu, nasi sayur, tempe dan kerupuk.
“Kami ingin (pemimpin dan tamu) memiliki kesan yang baik tentang Indonesia,” kata Kemlu RI melalui pesan singkat. “Jadi kami menyajikan kepada mereka berbagai makanan Indonesia dan menyajikan kepada mereka sekilas kekayaan tradisi kuliner Indonesia.”
Itu bagian dari apa yang disebut akademisi sebagai gastrodiplomasi. “Ini adalah diplomasi publik yang lebih luas, mencoba berkomunikasi menggunakan budaya kuliner bangsa,” kata Dr Wantanee Suntikul, yang mempelajari topik tersebut selama 13 tahun dan mengajar studi pariwisata di The Hong Kong Polytechnic University.
“Untuk apa yang disebut negara-negara kekuatan menengah, jika Anda tidak memiliki militer yang kuat atau media yang kuat, apa lagi yang Anda miliki? Jadi makanan sebagai bagian dari soft power budaya bisa menjadi sangat politis,” kata Dr Suntikul, sekarang menjadi pengajar tetap di Carl H Lindner College of Business University of Cincinnati.
Tuan rumah KTT G20 menangani perjamuan dengan berbagai cara. Argentina, negara Amerika Selatan pertama yang menjadi tuan rumah KTT G20, menyajikan menu daging pada KTT G20 tahun 2018 yang menampilkan steak ribeye, domba Patagonian, dan sandwich sosis choripan ala makanan jalanan, di tengah upaya presiden saat itu Mauricio Macri memulai kembali ekspor daging sapi mentah ke Amerika Serikat.
Saat China jadi tuan rumah KTT G20 tahun 2016, Prsiden Xi Jinping memberikan pidato tentang bagaimana G20 bermanfaat sebagai "jembatan persahabatan" karena para pemimpin termasuk presiden AS saat itu Barack Obama berpesta ikan asam manis dengan kacang pinus panggang, udang yang diberi teh, daging kepiting aroma limau dan steak fillet ala Hangzhou.
Hidangan disajikan dalam jubah keramik yang dilukis dengan tangan atas pesanan Ibu Negara Tiongkok Peng Liyuan. Para tamu juga menyeruput anggur dari chateau yang berbasis di Beijing.
“Makanan selalu menjadi bahasa universal yang melintasi batas dan penghalang,” kata sebuah laporan oleh China News Service yang dikelola pemerintah pada saat itu. “Ini adalah makanan yang layak untuk diplomasi internasional terbaik.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times