Kepala IOC Thomas Bach di KTT G20 Minta Negara-Negara Hormati Netralitas Politik dalam Olah Raga
Kompas dunia | 15 November 2022, 18:04 WIBNUSA DUA, KOMPAS.TV - Presiden Komite Olimpiade Internasional IOC Thomas Bach dalam pidatonya hari Selasa, (15/11/2022) di KTT G20 Bali, meminta negara-negara mengesampingkan politik dari olah raga dan menghormati netralitas politik IOC. Pidato Thomas Bach itu disiarkan Sekretariat Kabinet Indonesia, Selasa, (15/11/2022).
Bach menegaskan, semua pihak bisa membuat dunia bersatu bila atlet dari seluruh 206 negara anggota IOC bisa berpartisipasi dalam olimpiade dengan damai tanpa diskriminasi.
"Kami telah mengutuk dan memberikan sanksi kepada Pemerintah Rusia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya atas pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Olimpiade," kata pejabat Jerman itu.
"Kami mendukung para atlet dan anggota komunitas Olimpiade Ukraina di mana pun dengan semua solidaritas kami."
Namun Bach mengatakan, sangat kontras saat IOC berusaha mendukung misi pemersatu, namun terkait dengan perang di Ukraina, beberapa negara mulai memutuskan atlet mana yang akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam kompetisi olahraga internasional dan mana yang tidak.
"Mereka melakukannya dan mereka melakukannya murni atas dasar politik...," kata Bach. "Mereka ingin memutuskan atlet mana yang sekarang bisa lolos dan akhirnya berlaga di Olimpiade."
Baca Juga: Momen Jokowi Makan Siang Bareng Para Pemimpin di KTT G20
"Jika olahraga menjadi, dengan cara ini, hanya alat lain untuk mencapai tujuan politik, olahraga internasional akan hancur berantakan." tegas Bach.
Olahraga Olimpiade membutuhkan partisipasi semua atlet yang menerima aturan, bahkan dan terutama jika negara mereka sedang berkonfrontasi atau berperang, kata Bach, dimana persaingan antara atlet hanya dari negara yang berpikiran sama bukanlah simbol perdamaian yang kredibel.
Bach menegaskan tugas IOC, "Di era perpecahan ini, peran kita (IOC) jelas, menyatukan dunia dan tidak memperdalam perpecahan."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Sekretariat Kabinet