Janji Qatar untuk Piala Dunia dengan Karbon Netral Dikritik Ahli Negara lain
Kompas dunia | 8 November 2022, 05:04 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV — Dua belas tahun menjelang hajatan akbar Piala Dunia 2022, Qatar telah melakukan konstruksi yang signifikan. Antara lain dengan membangun tujuh dari delapan stadion Piala Dunia, sistem metro baru, jalan raya, gedung tinggi, hingga kota futuristik yang sepuluh tahun lalu masih berupa debu dan pasir.
Untuk membedakan Piala Dunia tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, Qatar menjanjikan perhelatan yang karbon netral, agar sejalan dengan ide untuk mencegah perubahan iklim.
Namun demikian, ide karbon netral ini dikritik oleh para ahli dari negara lain. Mereka mengatakan Qatar sebenarnya tidak akan melawan jejak karbon acara seperti yang selama ini mereka iklankan.
“Untuk acara sejenis ini, tidak terlalu membantu untuk memasarkan dirinya sebagai karbon netral,” kata Gilles Dufrasne, seorang peneliti di organisasi non-pemerintah Carbon Market Watch yang berbasis di Brussels, Belgia.
Dia menulis sebuah laporan yang mempertanyakan rencana keberlanjutan Qatar. “(Bagaimana Qatar dapat) membangun stadion canggih yang besar dan menerbangkan orang-orang dari seluruh dunia untuk menonton pertandingan sepak bola dan (dalam waktu yang bersamaan) kompatibel dengan pencapaian target iklim?" ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2022: Qatar vs Ekuador Jadi Laga Pembuka
Dalam laporan resmi yang memperkirakan emisi acara, penyelenggara Qatar dan FIFA memproyeksikan bahwa Piala Dunia akan menghasilkan sekitar 3,6 juta metrik ton karbon dioksida dari kegiatan yang terkait dengan turnamen antara 2011 dan 2023. Menurut data Bank Dunia, jumlah itu sekitar 3 persen dari total emisi Qatar pada 2019 dari sekitar total 115 juta metrik ton.
Qatar sebelumnya diketahui memindahkan turnamen ke musim dingin untuk melindungi pemain dan penonton dari panas yang ekstrem di negara tersebut. Negara kaya gas itu akan mengkondisikan tujuh stadion yang terbuka ke langit.
Untuk air, sebagian besar akan bergantung pada pabrik desalinasi yang menghabiskan energi yang mengambil air laut dan membuatnya dapat diminum untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 1,2 juta penggemar yang diperkirakan akan datang untuk acara yang digelar selama sebulan penuh ini.
Qatar dan FIFA mengatakan sumber emisi terbesar adalah perjalanan, yang sebagian besar didapatkan dari jarak tempuh dari luar negeri. Perjalanan para pemain, tim official, dan penggemar sepak bola akan menyumbangkan 52 persen dari total emisi. Sedangkan pembangunan stadion dan tempat pelatihan, serta operasional lainnya akan menyumbang 25 persen dari total emisi.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press