Rusia Serang Fasilitas Listrik Ukraina, Zelenskyy Menyebutnya 'Terorisme Energi'
Krisis rusia ukraina | 4 November 2022, 10:14 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia telah melakukan 'terorisme energi' dengan menyerang fasilitas listrik negara itu.
Zelenskyy mengungkapkan, 4,5 juta orang tanpa listrik setelah serangan yang dilakukan Rusia.
Pada beberapa pekan terakhir, Rusia telah melakukan serangan rudal skala besar dan serangan drone ke fasilitas-fasilitas listrik Ukraina.
Serangan itu terjadi ketika para pejabat mengatakan pasukan Rusia berkemungkinan akan mundur dari Kherson di bagian selatan Ukraina.
Baca Juga: Sebut Tangan Putin Berlumuran Darah, Ukraina Minta Rusia Diasingkan dari G20
Karena mengalami kekalahan di sejumlah medan perang, Rusia akhirnya maju untuk menyerang infrastruktur listrik di beberapa kota pada beberapa pekan terakhir.
Menurut Zelenskyy, sepertiga pembangkit listrik Ukraina dilaporkan telah dihancurkan.
Akibatnya, pemerintah Ukraina mendesak penduduk agar menggunakan energi dengan hemat.
“Malam ini, sekitar 4,5 juta konsumen telah terputus sementara dari konsumsi energi,” katanya, Kamis (3/11/2022), dikutip dari BBC.
Ia mengungkapkan, usaha Rusia menargetkan infrastruktur energi menjadi sinyal kelemahan, karena Rusia mengalami kegagalan untuk meraih kemenangan di garis depan.
“Fakta bahwa Rusia melakukan terorisme energi menunjukkan kelemahan dari musuh kami,” tutur Zelenskyy.
“Mereka tak mampu mengalahkan Ukraina di medan perang, jadi mereka mencoba menghancurkan masyarakat kami dengan cara ini,” tambahnya.
Kementerian Pertahanan Rusia telah mengonfirmasi mereka menargetkan infrastruktur energi Ukraina.
Baca Juga: Washington Ternyata Kirim Sejumlah Pasukan AS ke Wilayah Ukraina, Ini Tugasnya
Tuduhan Zelenskyy muncul setelah ada laporan bahwa pasukan Rusia akan meninggalkan Kherson, kota penting yang diduduki Rusia sejak awal invasi.
Hal itu mengisyaratkan kemunduran besar untuk Rusia.
Pejabat Kherson yang ditempatkan Rusia, Kirill Stremousov, mengatakan bahwa Rusia kemungkinan akan menarik pasukannya dari area itu.
Seorang pejabat negara Barat yang tidak bersedia namanya diungkap, mengatakan kebanyakan pejabat Rusia sudah mundur dari kota itu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC