Elon Musk Usul Akun Centang Biru Twitter Bayar Rp120.000 per bulan, Ini Alasannya
Kompas dunia | 2 November 2022, 09:02 WIBSAN FRANCISCO, KOMPAS.TV - Pemilik dan bos Twitter yang baru, Elon Musk, hari Selasa, (2/11/2022) mengatakan Twitter akan mengenakan biaya US$8 atau Rp120.000 per bulan untuk akun centang biru atau akun terverifikasi, dengan alasan rencana tersebut akan mengubah "sistem bangsawan dan rakyat jelata saat ini" serta membuat aliran pendapatan bagi perusahaan.
Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah orang terkaya di dunia itu mengambil kendali tunggal atas raksasa media sosial itu dalam kesepakatan senilai US$44 miliar atau 684 triliun rupiah yang kontroversial.
“Kekuatan untuk rakyat! Centang Biru seharga $8/bulan,” cuitnya, mengacu pada tanda centang biru di platform yang menandakan sebuah akun adalah asli dan terverifikasi.
Harga paket baru akan disesuaikan menurut negara "sebanding dengan paritas daya beli,"
Dalam balasan kepada penulis Stephen King, yang mengeluhkan biaya US$20 untuk verifikasi akun, Musk mengatakan Twitter harus membayar tagihan, lalu menyarankan biaya US$8 per bulan bagi pengguna terverifikasi.
Musk menambahkan, akun terverifikasi akan punya fitur "prioritas" dalam membalas dan mencari posting, yang Musk sebut "penting untuk mengalahkan spam/scam."
"Juga akan ada kemampuan video yang diperluas, lebih sedikit iklan, dan kemungkinan bagi pengguna untuk mendapatkan “paywall bypass bagi penerbit yang mau bekerja sama dengan kami,” katanya.
"Ini juga akan memberi Twitter aliran pendapatan untuk memberi penghargaan kepada pembuat konten," tweet Musk.
Baca Juga: Resmi! Elon Musk Beli Twitter Seharga Rp 684 Triliun
Selain menawarkan hak verifikasi, program baru ini akan mengambil alih fungsi Twitter Blue yang sudah ada, saat ini tersedia dengan harga US$5 per bulan, yang, misalnya, memungkinkan pengguna untuk mengedit tweet mereka.
Bos SpaceX dan Tesla itu melemparkan ide biaya berlangganan US$8 pada hari Selasa dalam balasan tweet kepada penulis Stephen King, yang mengeluh bahwa layanan verifikasi dapat memakan biaya US$20 per bulan.
"Kita harus membayar tagihan entah bagaimana!" Musk menjawab.
“Twitter tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pengiklan. Bagaimana dengan $8?”
Usulan tersebut hanyalah satu bagian dari serangkaian perubahan besar yang diterapkan pengusaha berusia 51 tahun itu di Twitter, termasuk keputusan mencopot seluruh dewan, termasuk CEO Parag Agrawal pekan lalu.
The Washington Post melaporkan bahwa Musk, yang bio akunnya saat ini bertuliskan “Twitter Complaint Hotline Operator,” berencana memecat sekitar 75 persen dari 7.500 karyawan perusahaan barunya itu.
Komentar Musk sebelumnya yang mengutuk kebijakan moderasi konten Twitter karena dianggap terlalu keras, serta postingan meme Musk yang sering menguji emosi, menciptakan jeda bagi beberapa pengiklan yang merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.
Musk mencoba membuat tenang dengan meyakinkan bahwa Twitter tidak akan menjadi "neraka jahanam yang bebas untuk semua", dan mengumumkan pembentukan dewan moderasi konten.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times