> >

Sekilas tentang Al-Shabaab, Kelompok Garis Keras dan Teroris Somalia yang Mengatasnamakan Islam

Kompas dunia | 31 Oktober 2022, 21:27 WIB
Bom mobil oleh gerombolan al-Shabaab pada akhir pekan lalu merenggut nyawa 100 warga sipil di ibu kota Somalia, Mogadishu, menyoroti salah satu pemberontakan paling mematikan di Afrika. Tapi kelompok seperti apakah Al-Shabaab dan apa yang ingin dicapai kelompok tersebut? (Sumber: Deutsche Welle/Picture Alliance)

MOGADISHU, KOMPAS.TV - Bom mobil kelompok Al-Shabaab akhir pekan lalu merenggut nyawa 100 orang warga sipil di Mogadishu, menyoroti salah satu pemberontakan paling mematikan di Afrika. Tapi kelompok seperti apakah Al-Shabaab dan apa yang ingin dicapai kelompok tersebut?

Menurut analis, seperti dilansir Deutsche Welle, Senin (31/10/2022), al-Ittihad al-Islami (AIAI, atau "Persatuan Islam"), kelompok militan Salafi, adalah cikal bakal al-Shabaab dan melahirkan banyak pemimpinnya di tahun 1990-an.

Al-Shabaab, yang berarti "Pemuda", bertujuan untuk menegakkan interpretasi yang ketat terhadap hukum syariah di seluruh Somalia.

Sebelumnya kelompok itu memberlakukan hukum rajam di depan publik dan menebas tangan tersangka pezina dan pencuri.

Selain itu, kelompok tersebut melarang mencukur janggut bagi pria dan melarang hiburan melalui musik dan film.

Perpecahan dalam AIAI membuat al-Shabaab awalnya berafiliasi dengan Islamic Courts Union (ICU), sebuah federasi pengadilan Islam regional dan berbasis klan yang didirikan di Somalia selatan tahun 2004 untuk membawa ketertiban dan stabilitas setelah runtuhnya pemerintahan Mohamed Siad Barre tahun 1991.

Pada Juni 2006, al-Shabaab dan ICU menguasai ibu kota, Mogadishu, memicu kekhawatiran akan meluas ke negara tetangga Ethiopia.

Pada Desember 2006, Ethiopia, negara yang didominasi Kristen Ortodoks, mengirim pasukan ke Somalia dan mengusir ICU.

Baca Juga: Lebih dari 100 Warga Sipil Tewas Jadi Korban Ledakan Bom Mobil di Mogadishu Somalia

Radikalisasi Al-Shabab

Banyak analis percaya intervensi militer Ethiopia meradikalisasi al-Shabaab. Namun, pemerintah Ethiopia mengeklaim operasi itu diperlukan dan Amerika Serikat serta Uni Afrika mendukung misi tersebut.

Didorong mundur ke selatan, al-Shabaab mengambil sikap ideologis yang lebih ekstrem daripada ICU dengan mendukung versi fundamentalis Islam.

Antara tahun 2006-2008, al-Shabaab merekrut ribuan personel untuk mengacaukan Pemerintah Federal Transisi (TFG) Somalia.

Selama waktu ini, kelompok pemberontak menjalin hubungan dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Penyergapan mematikan

Kelompok Al-Shabaab memulai kampanye pengeboman dan serangan terhadap TFG Somalia dan pasukan Ethiopia.

Serangan membabi buta kelompok itu termasuk menargetkan warga sipil, wartawan dan pekerja bantuan internasional.

Al Shabaab juga melakukan penyergapan mematikan terhadap pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika (AMISOM), yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB pada Februari 2007.

Amerika Serikat membunuh dua mantan pemimpin al-Shabaab, Ahmed Abdi Godane tahun 2014 dan Aden Hashi Farah Ayro tahun 2008, tetapi kematian mereka tidak banyak berpengaruh pada pemberontakan.

Pemimpin Al-Shabaab, Mukhtar Robow yang juga dikenal sebagai Abu Mansur, kemudian membelot dari kelompok tersebut dengan alasan perbedaan ideologis.

Tahun 2022, Somalia mengangkat Robow sebagai menteri agama.

Baca Juga: Bom Mobil Somalia Tewaskan Ratusan Orang, Pemerintah Minta Bantuan Dokter Asing

Pemimpin Al-Shabaab Mukhtar Robow, juga dikenal sebagai Abu Mansur, membelot dari kelompok tersebut dengan alasan perbedaan ideologis. Tahun 2022, Somalia mengangkat Robow sebagai menteri agama. (Sumber: Deutsche Welle)

Ditetapkan sebagai kelompok teroris

Pada Februari 2008, Departemen Luar Negeri AS menyebut al-Shabaab sebagai organisasi teroris asing, dan kepemimpinan al-Shabaab secara resmi berjanji setia kepada al-Qaeda pada tahun 2012.

Al-Shabaab meluncurkan serangan pertamanya di luar Somalia pada 2010, menewaskan 74 orang di ibu kota Uganda, Kampala.

Pada 2013, kelompok militan itu mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang menewaskan 67 orang.

Pada 2015, al-Shabaab menyerang mahasiswa di sebuah universitas di Garissa, menewaskan 148 orang.

Al Shabaab secara teratur melakukan serangan di Somalia meskipun dilemahkan oleh upaya kontraterorisme dari misi penjaga perdamaian yang dipimpin Uni Afrika.

Pada Oktober 2017, Mogadishu mengalami salah satu serangan teroris terburuknya ketika bom yang dibawa dengan truk menewaskan lebih dari 500 orang. Pihak berwenang menyalahkan al-Shabaab meskipun kelompok itu tidak pernah mengaku bertanggung jawab.

Sumber pendapatan

Para ahli mengatakan al-Shabaab mendapat keuntungan dari berbagai sumber pendapatan, termasuk dengan memeras pengusaha, petani dan organisasi bantuan.

Meskipun PBB melarang ekspor arang Somalia sejak 2012, al-Shabaab membangun operasi pemerasan besar-besaran, dengan pajak pos pemeriksaan atas arang yang diperdagangkan secara ilegal menghasilkan jutaan dolar setiap tahun.

Kelompok ini juga menghasilkan uang dengan menyelundupkan gula selundupan melintasi perbatasan Kenya.

Menurut PBB, al-Shabaab menghabiskan lebih dari USD21 juta pada tahun 2019 untuk mendanai personel, senjata dan operasi intelijen, dengan kelompok itu menikmati surplus anggaran yang signifikan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Deutsche Welle


TERBARU