Tragedi Halloween Korsel, Ada yang Masih Berkostum dan Menari saat yang Lain Berjatuhan
Kompas dunia | 31 Oktober 2022, 06:04 WIBSEOUL, KOMPAS.TV — Warga Korea Selatan berduka dan masih ada orang-orang yang mencari kerabat mereka yang hilang dalam kekacauan perayaan Halloween di Itaewon, Sabtu (29/10/2022). Peristiwa ini menewaskan lebih dari 150 orang dan hingga kini belum diketahui apa yang mendorong massa berkumpul di gang sempit dan menurun di Itaewon.
Pihak berwenang menjanjikan akan melakukan penyelidikan menyeluruh. Saksi mata mengatakan orang-orang saling berjatuhan seperti domino, dan beberapa korban mengalami pendarahan dari hidung dan mulut mereka saat diberikan CPR (cardiopulmonary resuscitation), upaya pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh..
Kim Mi Sung, seorang pejabat di sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan pariwisata di Itaewon, mengatakan dia melakukan CPR pada 10 orang yang sudah tidak sadar. Kebanyakan korban adalah perempuan yang mengenakan kostum penyihir dan kostum-kostum Halloween lainnya. Sembilan di antaranya dinyatakan tewas di tempat.
“Saya masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Itu seperti neraka," kata Kim seperti dikutip dari The Associated Press.
Hingga Minggu malam, para pejabat mengatakan 153 orang tewas dan 133 orang lainnya terluka. Hampir dua pertiga dari mereka yang tewas, yaitu 97 orang merupakan perempuan. Lebih dari 80 persen korban tewas berusia 20-an dan 30-an, dan setidaknya empat di antara para korban adalah remaja.
Baca Juga: Buntut Tragedi di Itaewon, Pemerintah Korsel Tetapkan Hari Berkabung Nasional Hingga 5 November
Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan mengatakan jumlah kematian bisa bertambah karena 37 orang yang terluka berada dalam kondisi serius.
Saksi mata mengatakan banyak orang tidak menyadari bahwa kematian hanya berlangsung beberapa langkah dari posisi mereka. Beberapa orang yang mengenakan kostum Halloween terus bernyanyi dan menari, tidak mengetahui bahwa orang lain yang ada di dekat mereka sudah tergeletak tak bernyawa di tanah.
Ken Fallas, seorang arsitek asal Kosta Rika yang pergi ke Itaewon dengan teman-teman ekspatriatnya, menggunakan smartphone-nya untuk merekam video yang menunjukkan orang-orang yang tidak sadarkan diri dibawa keluar dari gang, sementara yang lain berteriak minta tolong. Dia mengatakan musik yang keras membuat suasana menjadi lebih kacau.
“Ketika kami baru mulai bergerak maju, tidak ada cara untuk mundur,” kata Fallas. “Kami tidak mendengar apa-apa karena musiknya sangat keras. Sekarang, saya pikir itu adalah salah satu hal utama yang membuat peristiwa ini begitu rumit.”
Setidaknya 20 orang yang tewas adalah orang asing dari China, Rusia, Iran, dan negara lain. “Ada satu orang Amerika di antara yang tewas,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah rilis.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press