> >

Putin Akhirnya Beri Pernyataan soal Rencana Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina

Krisis rusia ukraina | 28 Oktober 2022, 09:54 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (27/10/2022), membantah berniat menggunakan senjata nuklir di Ukraina. (Sumber: Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV — Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (27/10/2022), membantah berniat menggunakan senjata nuklir di Ukraina, seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (28/10/2022).

Dia menegaskan tidak ada gunanya bagi Rusia untuk menyerang Ukraina dengan senjata nuklir.

Putin menyatakan hal tersebut dalam pidato panjang di konferensi pakar kebijakan luar negeri internasional yang digelar di Rusia pada Kamis.

Dalam pidatonya, Putin menuding konflik di Ukraina sebagai bagian dari upaya Barat untuk mengamankan dominasi globalnya, yang menurutnya ditakdirkan untuk gagal.

"Kami melihat tidak perlu untuk itu," kata Putin.

"Tidak ada gunanya, baik politik, maupun militer."

Putin mengatakan peringatan sebelumnya tentang kesiapannya untuk menggunakan "segala cara yang tersedia untuk melindungi Rusia" tidak sama dengan serangan senjata nuklir.

Hal itu, kata dia, hanya merupakan tanggapan terhadap pernyataan Barat tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir mereka.

Putin secara khusus menyebut Liz Truss yang mengatakan pada bulan Agustus bahwa dia akan siap untuk menggunakan senjata nuklir jika menjadi perdana menteri (PM) Inggris, sebuah pernyataan yang katanya mengkhawatirkan Kremlin.

"Lalu kami harus mikir seperti apa?" kata Putin, menanggapi pernyataan Liz Truss saat kampanye PM.

"Kami melihat itu sebagai posisi terkoordinasi, upaya untuk memeras kami."

Baca Juga: Serang Kherson, Ukraina Berusaha Rebut Kembali Wilayah yang Diduduki Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (27/10/2022), membantah berniat menggunakan senjata nuklir di Ukraina. (Sumber: Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Dalam pidato panjang yang penuh dengan kecaman terhadap Amerika Serikat dan sekutunya, Putin menuduh mereka mencoba mendiktekan persyaratan mereka kepada negara lain dalam permainan dominasi yang "berbahaya, berdarah dan kotor".

Putin, yang mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari, menganalisis dukungan Barat untuk Ukraina sebagai bagian dari upaya luas Washington dan sekutunya memaksakan kehendaknya kepada orang lain melalui tatanan dunia berbasis aturan.

Dia berargumen dunia kini mencapai titik balik, ketika "Barat tidak lagi mampu mendiktekan kehendaknya kepada umat manusia tetapi masih mencoba melakukannya, dan mayoritas negara tidak lagi ingin menoleransinya."

Pemimpin Rusia itu mengeklaim bahwa kebijakan Barat akan menimbulkan lebih banyak kekacauan, dan menambahkan bahwa "dia yang menabur angin akan menuai angin puyuh."

Putin mengeklaim "manusia sekarang menghadapi pilihan, menumpuk beban masalah yang pasti akan menghancurkan kita semua atau mencoba menemukan solusi yang mungkin tidak ideal tetapi dapat berhasil dan dapat membuat dunia lebih stabil dan aman."

Tanpa memberikan bukti, pemimpin Rusia tersebut mengulangi tuduhan Moskow bahwa Ukraina sedang merencanakan serangan tipu-tipu yang melibatkan bom kotor radioaktif yang akan coba dipasang di Rusia.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU