> >

Iran Sebut Kelompok Bersenjata yang Serang Kuil Syiah Adalah Teroris Takfiri

Kompas dunia | 27 Oktober 2022, 06:20 WIB
Kelompok bersenjata menyerang sebuah kuil Muslim Syiah di kota Shiraz Iran pada hari Rabu, (26/10/2022) menewaskan sedikitnya 15 orang. (Sumber: Straits Times)

DUBAI, KOMPAS.TV - Kelompok bersenjata menyerang sebuah kuil Muslim Syiah di kota Shiraz Iran pada hari Rabu (26/10/2022). Serangan ini menewaskan sedikitnya 15 orang.

Kantor berita IRNA melaporkan, serangan itu terjadi saat aparat keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa yang menandai 40 hari kematian Mahsa Amini dalam tahanan.

IRNA menggambarkan para penyerang sebagai “teroris takfiri”, sebuah label yang digunakan oleh para pejabat di Iran yang didominasi Muslim Syiah untuk merujuk pada kelompok-kelompok Islam Sunni bersenjata garis keras.

Para penyerang berada di dalam mobil dan menembaki para peziarah dan staf di pintu masuk ke kuil Shah Cheragh, kata badan tersebut mengutip saksi mata.

Polisi menangkap dua dari tiga "teroris" dan sedang mencari yang ketiga.

Kantor berita semi-resmi Tasnim mengatakan beberapa perempuan dan anak-anak termasuk di antara yang tewas.

Baca Juga: Iran Tangkap 14 Warga Asing, Dituduh Provokator Unjuk Rasa dan Kerusuhan Pasca Kematian Mahsa Amini

Warga berunjuk rasa di pemakaman wilayah Saqez, peringati kematian Mahsa Amini. Kelompok bersenjata menyerang sebuah kuil Muslim Syiah di kota Shiraz Iran pada hari Rabu, (26/10/2022) menewaskan sedikitnya 15 orang (Sumber: Straits Times)

Serangan itu terjadi pada hari yang sama ketika pasukan keamanan Iran menembaki pelayat yang berkumpul di kota asal Amini, Saqez, menurut seorang saksi mata.

"Polisi anti huru hara menembak pelayat yang berkumpul di pemakaman untuk upacara peringatan Mahsa ... belasan ditangkap," kata saksi itu. Pihak berwenang Iran tidak tersedia untuk berkomentar.

Kantor berita semi-resmi Iran ISNA mengatakan sekitar 10.000 orang berkumpul di pemakaman, menambahkan bahwa internet terputus setelah bentrokan antara pasukan keamanan dan orang-orang di sana.

Video di media sosial menunjukkan ribuan orang Iran berbaris menuju pemakaman tempat Amini dimakamkan meskipun ada banyak polisi antihuru-hara.

Aktivis menyerukan protes di seluruh negeri untuk menandai 40 hari sejak Mahsa Amini meninggal setelah ditahan karena "pakaian yang tidak pantas".

Demonstrasi yang dipicu oleh kematian perempuan berusia 22 tahun itu dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September telah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979.

Baca Juga: Bocoran Amnesty International: Iran Perintahkan Aparat Keamanan Keras Hadapi Demonstran Mahsa Amini

Menginjak 40 hari kematian Mahsa Amini, massa unjuk rasa berkumpul di jalanan kota Teheran, Iran, Rabu (26/10/2022). (Sumber: AP Photo)

Sejumlah besar warga Iran turun ke jalan, dengan beberapa menyerukan kejatuhan Republik Islam dan meneriakkan "Matilah (Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali) Khamenei".

Seorang saksi mengatakan, “Lali-laki dan perempuan berkumpul di sekitar makam Amini di pemakaman Aichi di Saqez, meneriakkan 'Woman, Life, Freedom'."

Saksi lain di Saqez mengatakan kuburan itu dipenuhi anggota milisi sukarelawan Basij dan polisi antihuru- hara.

“Tetapi orang-orang dari seluruh provinsi Kurdistan ada di sini. Kami semua berduka atas kematian Mahsa bersama-sama.”

Khawatir peringatan 40 hari kematian Amini akan memicu protes kekerasan lebih lanjut, polisi keamanan memperingatkan keluarganya untuk tidak mengadakan prosesi peringatan atau "putra mereka akan ditangkap", kata kelompok hak asasi manusia.

Namun, gubernur Kurdistan Zarei Kusha membantah pembatasan negara bagian untuk mengadakan upacara peringatan, menambahkan bahwa "adalah keputusan keluarganya untuk tidak mengadakan pertemuan", menurut media pemerintah.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU