Kondisi Salman Rushdie Usai Serangan Brutal, Kehilangan Penglihatan dan Fungsi Tangan
Kompas dunia | 24 Oktober 2022, 12:23 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Kondisi penulis Salman Rushdie setelah serangan brutal yang dialaminya Agustus lalu terungkap.
Menurut agen dari penulis novel kontroversial Ayat-Ayat Setan itu, Rushdie kehilangan salah satu penglihatannya dan juga fungsi tangannya.
Rushdie saat ini berada dalam perawatan setelah dirinya diserang di atas panggung dalam sebuah acara literatur di New York, Agustus lalu.
Dikutip dari Politico, Minggu (23/10/2022), Agen Rushdie, Andrew Wylie mengungkapkan bahwa Rushdie mengalami tiga luka serius di lehernya.
Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Bakal Gunakan "Bom Kotor" yang Berbahan Radioaktif, Zelenskyy Ngamuk
Ia juga mendapatkan lebih dai 15 luka di dada dan torso karena serangan tersebut.
Wylie pun mengatakan bahwa Rushide kehilangan di salah satu matanya, dan juga kehilangan fungsi tangan kirinya.
Rushide, 75 tahun, sebelumnya bersembunyi setelah pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa pembunuhan dirinya pada 1989, karena penerbitan bukunya “Ayat-ayat Setan”, yang dianggap sebagai penistaan Agama.
Pelaku serangan terhadap Rushdie adalah Hadi Matar, 24 tahun dari Fairview, New Jersey, yang dipenjara setelah mengaku tak bersalah atas percobaan pembunuhan, dan penyerangan terhadap Rushdie.
Setelah serangan itu, Rushide pun dirawat di Rumah Sakit Pennsylvania, di mana ia harus menggunakan ventilator atas serangan yang disebut oleh Wylie, sebagai serangan berutal yang telah memotong saraf di salah satu lengannya.
Wylie sendiri menegaskan ia tak bisa mengatakan apakah Rushdie tetap di rumah sakit, atau membicarakan keberadaannya.
Baca Juga: Hadi Matar Pelaku Penusukan Salman Rushdie, Bersimpati pada Ekstrimis Syiah dan Garda Revolusi Iran
“Yang terpenting adalah ia akan hidup,” kata Wylie.
Serangan itu sejalan dengan apa yang menurut Rushdie dan agennya sebagai bahaya utama.
“Orang acak yang datang entah dari mana dan menyerang,” ujar Wylie.
“Jadi Anda tak bisa berlindung darinya karena tak diperkirakan dan tak logis,” ujarnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Politico