Mantan Menkeu Rishi Sunak Unggul dalam Pemilihan PM Inggris, Boris Johnson Bergerak Menyaingi
Kompas dunia | 22 Oktober 2022, 15:42 WIB
LONDON, KOMPAS.TV – Rishi Sunak meraih keuntungan awal dalam persaingan terakhir untuk kepemimpinan Partai Konservatif. Sejauh ini, ia mendapat dukungan minimal 100 anggota parlemen Partai Konservatif alias Tory. Dia juga dipastikan akan melanjutkan ke pemungutan suara anggota partai minggu depan jika dia mengumumkan pencalonannya secara terbuka, seperti dilansir Straits Times, Sabtu (22/10/2022).
Anggota parlemen Tory Tobias Ellwood mencuit pada Jumat malam bahwa dia merasa "terhormat" untuk membawa Sunak ke ambang batas tiga digit.
Maksimal tiga anggota parlemen Tory akan dapat mencalonkan diri, karena Partai Konservatif menetapkan ambang batas 100 anggota parlemen untuk kandidat pemimpin partai, dan ada total 357 anggota parlemen di partai.
Mantan Menteri Pertahanan Penny Mordaunt menjadi kandidat pertama yang secara resmi menyatakan niat untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif berikutnya. Tetapi, Johnson dan Rishi Sunak, yang pernah menjadi menteri keuangan Johnson, menjadi pesaing potensial menjelang pemungutan suara minggu depan.
Prospek kembalinya Johnson ke pemerintahan adalah masalah polarisasi bagi banyak orang di Partai Konservatif, yang sangat terpecah setelah memecat empat perdana menteri dalam enam tahun.
Untuk beberapa anggota parlemen Konservatif, Boris Johnson adalah pemenang suara. Ia dipandang menarik di seluruh negeri, tidak hanya dengan kepopulerannya, tetapi juga citranya yang optimistis dan energik.
Bagi yang lain, Johnson adalah sosok beracun, sehingga pertanyaannya adalah apakah dia dapat meyakinkan puluhan anggota parlemen yang meninggalkannya, bahwa dia sekarang adalah orang yang dapat menyatukan partai dan membalikkan nasibnya yang saat ini terjengkang secara politik.
Baca Juga: Lini Masa Singkat Pergolakan Politik 4 PM Inggris, Saling Cakar di Partai Konservatif
Pemburukan yang mematikan
Mantan pemimpin Konservatif William Hague hari Jumat (21/10) mengatakan, kembalinya Johnson mungkin merupakan ide terburuk yang pernah dia dengar selama hampir setengah abad menjabat sebagai anggota partai. Dia mengatakan, hal itu akan mengarah pada "pemburukan situasi yang mematikan" bagi Konservatif.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Straits Times