> >

Ukraina Tuduh Iran Melanggar Larangan PBB atas Pengiriman Drone Tempur ke Rusia

Abc australia | 20 Oktober 2022, 07:20 WIB
Foto tak bertanggal yang dirilis oleh Direktorat Komunikasi Strategis militer Ukraina ini menunjukkan puing-puing dari apa yang digambarkan Kiev sebagai pesawat tak berawak Iran yang jatuh di dekat Kupiansk, Ukraina. (Sumber: AP Photo)

“Dan sekarang dia akan memberi tahu kami bahwa Rusia tidak pernah membeli drone Iran. Jadi, saya pikir kredibilitasnya nol,” kata utusan Prancis itu.

Baca Juga: Dahsyatnya Drone Kamikaze Rusia Geran-2 Buatan Iran, Kecepatan Melampuai Rudal Jarak Jauh

Drone Shahed-136 atau Geran-2 yang hujani Ukraina dan melumpuhkan berbagai fasilitas utilitas listrik (Sumber: AP Graphics)

"Jadi kami sangat prihatin dengan itu," seraya menekankan bahwa pengiriman drone Iran melanggar resolusi 2231 dan penggunaannya oleh Rusia untuk membunuh warga sipil dan menghantam infrastruktur sipil "adalah pelanggaran lain terhadap hukum internasional."

Rusia diyakini mengirim gelombang drone Shahed buatan Iran ke Ukraina untuk menyerang pembangkit listrik, bangunan tempat tinggal, dan infrastruktur utama lainnya di Kiev, ibu kota, dan kota-kota lain.

Pertahanan udara Ukraina yang diperkuat Barat mempersulit jet tempur Rusia untuk beroperasi, dan drone pembunuh adalah senjata murah untuk mencari dan menghancurkan target sambil menyebarkan ketakutan di antara pasukan dan warga sipil.

"Seperti yang telah kita lihat selama beberapa bulan terakhir, ada banyak bukti bahwa Rusia menggunakan UAV dari Iran dalam serangan yang kejam dan disengaja terhadap rakyat Ukraina, termasuk terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil penting," kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel kepada wartawan di Washington hari Rabu.

Mantan presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang dikenal sebagai JCPOA pada 2018 dan negosiasi antara pemerintahan Biden dan Iran agar Amerika Serikat bergabung kembali dengan kesepakatan itu terhenti.

Di bawah resolusi tersebut, embargo senjata konvensional terhadap Iran berlaku hingga Oktober 2020, tetapi pembatasan rudal dan teknologi terkait berlangsung hingga Oktober 2023 dan diplomat Barat mengatakan itu termasuk ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone.

“Kami percaya UAV yang ditransfer dari Iran ke Rusia dan digunakan oleh Rusia di Ukraina adalah salah satu senjata yang akan tetap diembargo berdasarkan (resolusi) 2231,” kata Patel, Senin.

Baca Juga: Rudal Rusia dan Drone buatan Iran Terus Hujani Ukraina, 40 Kota Termasuk Kiev Dihajar Sejak Senin

Drone Shahed-136 atau Geran-2 dipantau Ukraina sesaat sebelum menghantam dan meledak. (Sumber: AP Photo)

Kyslytsya dari Ukraina mengatakan dalam surat itu bahwa menurut informasi publik, "UAV seri Mohajer dan Shahed ditransfer dari Iran ke Rusia" pada akhir Agustus, dan "Ukraina menilai ini kemungkinan merupakan bagian dari rencana Iran untuk mengekspor ratusan UAV ke Rusia."

Dia mengatakan kedua model UAV memenuhi persyaratan untuk dilarang karena mampu menempuh jarak yang sama atau lebih besar dari 300 kilometer.

Selain itu, seri Mohajer diproduksi oleh Qods Aviation, yang masuk dalam daftar hitam sanksi PBB dan tunduk pada pembekuan aset oleh semua negara, kata dia.

Duta Besar Ukraina mengatakan tidak ada negara yang mengajukan permintaan ke PBB untuk persetujuan pengiriman UAV.

"Oleh karena itu, transfer dari Iran ke Rusia harus dianggap sebagai pelanggaran (resolusi) 2231," kata Kyslytsya.

Dia mengundang pakar PBB yang memantau sanksi terhadap Iran untuk mengunjungi Ukraina "pada kesempatan sedini mungkin" untuk memeriksa drone yang ditemukan, dengan mengatakan pemerintah berharap informasi itu akan "membantu" dalam penyelidikan PBB terhadap implementasi resolusi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU