> >

Diplomat Israel Kecam Arab Saudi Hina AS, Menyebutnya Sekutu yang Tak Bisa Diandalkan

Kompas dunia | 16 Oktober 2022, 10:33 WIB
Diplomat Israel, Alon Pinkas. Pinkas sebut Arab Saudi hina AS, dan menyebut negara itu sebagai sekutu yang tak bisa diandalkan. (Sumber: AP Photo/Teru Iwasaki)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Diplomat Israel Alon Pinkas mengecam Arab Saudi atas keputusannya memotong produksi minyak dan menyebutnya penghinaan kepada Amerika Serikat (AS).

Pinkas juga mengkritik Arab Saudi sebagai sekutu AS yang tak bisa diandalkan.

Hal itu diungkapkan Pinkas yang merupakan mantan konsulat di New York pada artikel di surat kabar Israel, Haaretz.

Menurut Pinkas seperti dikutip dari Middle East Monitor, dibutuhkan waktu 20 tahun berdiskusi tentang masalah aliansi longgar dengan Arab Saudi untuk mencapai kesimpulan bahwa Teluk bukanlah sekutu yang bisa diandalkan dan dapat dipercaya.

Baca Juga: Mesra dengan Israel, Maroko Jadi Negara Afrika Pertama Penghasil Drone Berkat Bantuan Negara Zionis

Ia pun menjabarkan bahwa Arab Saudi kerap berseberangan dengan kebijakan luar negeri dan membiayai oposisi.

Bahkan juga menyeret AS dalam konfrontasi seperti perang di Yaman, bahkan bekerja sama dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang tengah berkonfrontasi dengan AS karena perang di Ukaina.

 

Meski begitu, Pinkas menegaskan bahwa Washington harusnya berterima kasih kepada Arab Saudi karena sudah jelas menyatakan bahwa mereka bukanlah sekutu AS.

Menurutnya, akan ada pihak-pihak di Wadhington yang memperingatkan akan adanya respons berlebihan dan pembalasan oleh AS, atau pihak-pihak yang menjelaskan bobot geopolitik penting Arab Saudi berakhir tiga decade lalu.

Pinkas mengatakan bahwa banyak yang menganggap Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, sebagai politisi cerdas yang menghitung investasi politik dan mengarahkan negaranya di luar tata surya AS.

Baca Juga: Pengantin di Indonesia Berjoget saat Pesta Penikahan, Malah Netizen Malaysia yang Heboh

Pinkas menjelaskan bahwa kesamaan di antara semua argument itu adalah penolakan terhadap kenyataan sederhana bahwa aliansi yang tak seimbang ini mendekati akhir.

Sejauh mana keputusan Arab Saudi dan Rusia untuk mengurangi ekstraksi minyak menjadi titik balik geopolitik di Timur Tengah?” tulisnya.

“Ini didasarkan pada jenis dan besarnya tanggapan Presiden AS, Joe Biden kecenderungannya yang jelas, penilaian ulang hubungan yang kritis dan pengurangan tingkat keamanan dan kerja sama politik,” tambahnya.

Pinkas juga menegaskan luas dan durasi keputusan ini akan menentukan tingkat hubungan kedua negara, tetapi signifikansi peristiwa pekan lalu tak dapat diremehkan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Middle East Monitor


TERBARU