> >

KJRI Sebut Pelaku Penembakan Novita Brazil Akan Dihukum Berat Walau Masih Remaja

Kompas dunia | 11 Oktober 2022, 23:05 WIB
Konsul Jenderal RI di Houston Texas AS Andre Omer Siregar saat menyampaikan keterangan dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (11/10/2022). (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Konsulat Jenderal RI di Houston, Texas, Amerika Serikat (AS) Andre Omer Siregar menyatakan pelaku penembakan Novita Kurnia Putri akan dihukum berat kendati masih remaja. Upaya pemulangan jenazah Novita ke Semarang pun tengah diusahakan agar sesegera mungkin.

Kata Andre, pemulangan jenazah Novita saat ini tengah melalui proses-proses administrasi. Ia menyebut pemerintah negara bagian Texas telah bekerja sama agar pemulangan jenazah bisa secepat mungkin.

Menurutnya, masih ada beberapa hal yang perlu diurus terkait pemulangan jenazah Novita. Hal ini terkait statusnya sebagai korban tindak kriminal serta sertifikat kematian yang belum terbit.

"Jadi insyallah in a week or two ada kabar gembira dan kita tentu ingin agar jenazah bisa bergerak (dikirim ke Indonesia)," kata Andre dalam program "Sapa Indonesia Malam" Kompas TV, Sabtu (11/10/2022).

Baca Juga: Keluarga Novita, WNI yang Tewas Ditembak di AS Gelar Pengajian hingga Jenazah Tiba

Novita Kurnia Putri atau Novita Brazil diyakini menjadi korban penembakan salah sasaran oleh dua orang remaja pada 4 Oktober lalu di rumahnya di San Antonio, Texas. Novita tengah bekerja ketika rumahnya diberondong sekitar 100 peluru.

Menurut Andre, saat kejadian Novita dan suaminya, warga AS, Robin Brazil Jr baru pulang dari Jerman. 

"Dia memang kerja di saat (kejadian), dia dan suaminya baru tiba di Amerika, mereka sebelumnya dinas di Jerman. Meskipun di sana cukup aman, tetapi kalau ada gang war seperti ini ya tidak bisa terhindari," kata Andre.

 

Lebih lanjut, Andre menyebut kondisi di konflik geng anak muda bersenjata di San Antonio memburuk sejak pandemi Covid-19. "Saat Covid-19 ini banyak anak muda yang tidak bisa membedakan yang benar dan mana yang keliru," katanya.

"Untuk WNI, kita lihat pasca-Covid-19, tidak hanya kekerasan terhadap orang Asia yang meningkat, tetapi juga penembakan semakin meningkat," lanjutnya.

Andre menyebut, usai insiden penembakan Novita, terjadi insiden baku tembak antara polisi dengan anak muda di San Antonio. Hasilnya, polisi itu dipecat karena dianggap melakukan tindakan berlebihan.

Andre pun meyakini institusi hukum di Texas akan menghukum berat pelaku penembakan Novita. Menurutnya, hukum Texas tergolong keras dengan hukuman maksimum tindak pidana pembunuhan berupa hukuman mati.

Kata Andre, pada 2019 lalu, sebanyak 22 orang dihukum mati di Texas. Pelaku penembakan Novita sendiri disebutnya akan disejajarkan dengan orang dewasa dalam tuntutan hukum.

Baca Juga: Fakta Kasus Novita, WNI Asal Semarang yang Tewas Diberondong 100 Peluru di AS
 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU