Kronologi dan Kesaksian Pembantaian 22 Balita dan 14 Dewasa di Pusat Penitipan Anak di Thailand
Kompas dunia | 9 Oktober 2022, 11:26 WIBNONG BUA LAMPHU, KOMPAS.TV - Guru pengasuh dan ibu anak yang selamat dari pembantaian di Pusat Penitipan Anak Thailand menceritakan pengalaman mereka dalam peristiwa pembantaian 36 orang pada Kamis (6/10/2022).
Seperti laporan Straits Times, Minggu (9/10/2022), berbekal pistol dan pisau, Panya Khamrab, 34 tahun, menembak dan menebas siapa saja yang menghalangi jalannya. Tiga puluh enam orang tewas, 24 di antaranya anak-anak berusia dua hingga lima tahun.
Anak-anak sedang tidur siang di tiga ruang kelas di dalam gedung ketika saksi mendengar apa yang mereka pikir adalah suara petasan beberapa saat setelah tengah hari.
Guru pengasuhan anak Suphaporn Tarasi, 41, yang berada di luar, menyaksikan apa yang terjadi. "Dia menembak sekelompok teknisi yang duduk di luar pusat pelatihan sedang makan siang. Saya mulai berteriak agar para guru di dalam untuk menutup pintu dan jendela," katanya.
Ketika Panya menjatuhkan amunisi ke lantai saat mencoba mengisi ulang pistol 9mmnya, Suphaporn lari.
"Saya berlari melewati pusat dan bersembunyi di semak-semak. Saya bisa mendengar anak-anak menangis. Kemudian berhenti," katanya sambil air mata menggenang di matanya.
Suphaporn bersembunyi selama sekitar 20 menit, tetapi penyelidikan awal menemukan bahwa Panya masuk dan keluar dari pusat penitipan anak dalam empat menit.
Baca Juga: Kisah Keajaiban Satu-Satunya Balita yang Selamat dalam Pembantaian di Pusat Penitipan Anak Thailand
Serangan oleh mantan polisi Panya Kamrab menyebabkan 36 orang dewasa dan anak-anak tewas, selain dirinya sendiri.
Panya, yang menghadapi tuduhan terkait narkoba, kemudian mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri setelah membunuh istri dan putranya di rumah mereka juga.
Para korban telah diberikan upacara pemakaman, yang disponsori oleh Raja Maha Vajiralongkorn, di tiga kuil dan akan dikremasi pada hari Selasa.
Karangan bunga warna-warni, botol jus, dan mobil mainan ditumpuk, dalam curahan kesedihan, di atas10 peti mati di Wat Si Uthai di distrik Na Klang Nong Bua Lamphu. Ini adalah salah satu dari tiga kuil yang akan mengadakan upacara pemakaman.
Setiap peti mati memuat foto berbingkai seorang anak atau orang dewasa yang dibunuh oleh mantan polisi Panya Kamrab pada 6 Oktober, ketika dia menyerbu sebuah pusat penitipan anak dan menembak orang yang lewat di kota Uthai Sawan, 500 km timur laut Bangkok, di Provinsi Nong Bua Lamphu.
Seorang ibu dari satu-satunya balita yang selamat, Panomphat, percaya ibadahnya yang rajin selama ini di kuil mendapatkan pahala dan membuahkan hasil dengan selamatnya sang anak dari pembunuhan.
"Saya pikir itu menyelamatkannya dari penembakan," katanya.
Setelah tragedi itu, pihak berwenang Thailand mengirim ahli kesehatan mental untuk memberi nasihat kepada para penyintas dan anggota keluarga.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Straits Times