> >

Balita Selamat dari Pembantaian 24 Anak di Thailand, Berkat Selimut yang Menutupi Kepalanya

Kompas dunia | 8 Oktober 2022, 10:58 WIB
Balita bernama Nong, selamat dari pembantaian yang menewaskan 24 anak-anak di Uthai Sawan, Nongbua Lampu, Thailand, Kamis (6/10/2022), setelah kepalanya tertutup selimut saat pembunuhan terjadi. (Sumber: ViralPress Via New York Post)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Seorang balita berusia tiga tahun selamat dari pembantaian yang menewaskan 24 anak-anak di pusat penitipan anak di Thailand pada Kamis (6/10/2022).

Balita yang diketahui bernama Nong tersebut berhasil selamat dari situasi mengerikan tersebut berkat selimut yang menutupi kepalanya.

Pembantaian itu terjadi di pusat penitipan anak di Uthai Sawan, Nongbua Lampu, Thailand.

Panya Kamrap, 34 tahun, mantan polisi yang dipecat awal tahun ini membantai sekitar 37 orang termasuk 24 balita di pusat penitipan anak tersebut.

Baca Juga: Kisah Pilu Pembantaian 22 Balita Thailand yang Tengah Tidur Siang, Seorang Balita Berhasil Selamat

Balita-balita yang dibunuhnya kebanyakan sedang tidur siang di dalam kelas.

Namun, satu balita perempuan selamat setelah ia menutupi kepalanya dengan selimut.

“Ini merupakan keajaiban Tuhan yang menyelamatkan nyawa keponakan saya,” ujar paman balita tersebut, Wutthichai Baothong, kepada Viral Press dikutip dari New York Post.

Sementara kerabat korban dan balita yang tewas meratap dan pingsan dalam kesedihan di depan peti mati, Jumat (7/10/2022).

“Saya menangis hingga tak ada lagi air mata yang keluar,” kata Seksan Sriraj, 28 tahun, yang istrinya yang sedang hamil bekerja di pusat penitipan anak itu.

“Istri dan anak saya telah pergi di tempat yang damai. Saya hidup dan harus hidup. Jika saya tak bisa berhenti bersedih, istri dan anak saya akan khawatir. Mereka tak akan terlahir di kehidupan mendatang,” tambahnya.

Baca Juga: Pembantaian di Thailand Tewaskan 24 Anak, Korban Tewas Lebih Banyak akibat Luka Tusuk

Istri Sriraj, Supaporn Pramongmuk, merupakan guru dan salah satu korban tewas. Ia seharusnya melahirkan pada bulan ini.

“Istri saya telah melakukan tugasnya sebagai guru. Semoga ia juga menjadi guru di surga, dan semoga anak saya bisa menjaga ibunya di surga,” tuturnya.

Panya, pelaku pembantaian, sempat kabur setelah melakukan aksinya. Ia kemudian membunuh istri serta anak tirinya.

Kepolisian mengungkapkan, ia bunuh diri setelah membunuh istri dan anak tirinya.

 

Kontak Bantuan:

Seburuk apapun masalah yang dihadapi, tindakan bunuh diri bukanlah solusi yang baik. Jika Anda mengalami masa sulit, stres atau hampa dalam hidup seperti depresi, atau jika Anda memiliki keluarga atau kenalan yang mengalami kesulitan tersebut, segera hubungi hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293).

Layanan konseling juga bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : New York Post


TERBARU