> >

Dilarang Masuk Thailand, Mantan Miss Myanmar yang Diancam Dibunuh Junta Militer Cari Suaka ke Kanada

Kompas dunia | 30 September 2022, 09:58 WIB
Mantan Miss Myanmar Han Lay minta suaka ke Kanada usai ditolak masuk Thailand, setelah diancam dibunuh junta militer karena mengecam kudeta. (Sumber: AP Photo/Napaxalun Sattayatam, File)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Mantan Miss Myanmar Han Lay meninggalkan Thailand untuk mencari suaka ke Kanada usai kabur dari negaranya setelah mengecam kudeta junta militer Myanmar.

Han Lay memutuskan pergi ke Kanada setelah dirinya ditolak untuk masuk ke Thailand.

Han Lay, 23 tahun menjadi sorotan internasional setelah memberikan pidato saat final Miss Grand International Myanmar pada 2021.

Ketika itu, ia memegang spanduk dengan tulisan “Doa untuk Myanmar” demi meningkatkan perhatian atas kejahatan Hak Asasi Manusia yang dilakukan junta Myanmar

Baca Juga: Uni Eropa Kalang Kabut Atasi Harga Energi, Tagihan Listrik Pembuat Roti Belgia 176 Juta per Bulan

Setelah pernyataan itu, Han Lay, 23 tahun menerima ancaman kematian dan memutuskan untuk tak kembali ke Myanmar setelah kompetisi.

Ia akhirnya mencari suaka ke Thailand. Tetapi, ia tampaknya menghadapi ancaman deportasi setelah kembali ke Thailand, Rabu (21/9/2022), setelah melakukan perjalanan ke Vietnam.

Dikutip dari CNN, ia ketika itu dihentikan oleh pejabat di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, yang mengatakan mereka telah menemukan masalah dengan paspornya, dan sejak itu kondisinya tak menentu.

Wakil Kepala Biro Imigrasi Thailand, Archayon Kraithong, mengatakan bahwa Han Lay telah meninggalkan Bangkok, Selasa (27/9/2022).

“Tujuan akhirnya adalah Kanada,” ujar Archayon tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Baca Juga: Suu Kyi Kian Nelangsa, Junta Militer Tambah Hukuman 3 Tahun Penjara Akibat Bocorkan Rahasia Negara

Han Lay sendiri sempat mengatakan ia memutuskan mencari suaka politik di Kanada, meski sebenarnya ingin bertahan di Thailand.

“Han Lay merupakan korban dari tindakan politik yang disengaja oleh junta untuk membuatnya tidak memiliki kewarganegaraan ketika ia terbang kembali ke Thailand dari Vietnam, pekan lalu,” ujar Wakil Direktur HAM Asia, Phil Robertson.

Ia juga menambahkan bahwa itu bukan pertama kalinya terjadi, pejabat junta militer Myanmar mempersenjatai paspor.

“Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi adalah jebakan untuk mencoba memaksa Han Lay kembali ke Myanmar, di mana akan menghadapi penangkapan segera, kemungkinan pelecehan dalam penahanan, dan pemenjaraan,” katanya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN


TERBARU