Cuek akan Protes Barat, Rusia Siap Integrasikan Wilayah Ukraina yang Diduduki Berdasarkan Referendum
Krisis rusia ukraina | 28 September 2022, 19:21 WIBDi Kiev, kementerian luar negeri Ukraina mengecam referendum itu sebagai "pertunjukan propaganda", "nol dan tidak berharga."
"Memaksa warga di wilayah ini untuk mengisi beberapa dokumen di (bawah todongan) laras senjata adalah kejahatan Rusia lainnya dalam agresinya terhadap Ukraina," kata pernyataan kementerian luar negeri.
Baca Juga: Inilah yang akan Terjadi setelah Referendum Ukraina Timur yang Dikuasai Rusia
Ia meminta Uni Eropa, NATO dan negara-negara industri besar Kelompok Tujuh untuk "segera dan secara signifikan" meningkatkan tekanan pada Rusia melalui sanksi baru, dan secara signifikan meningkatkan bantuan militer mereka ke Ukraina.
Kremlin tetap bergeming di tengah hujan kritik. Juru bicaranya, Dmitry Peskov, mengatakan setidaknya Rusia bermaksud mengusir pasukan Ukraina keluar dari wilayah Donetsk timur, di mana pasukan Moskow dan pasukan separatis saat ini menguasai sekitar 60 persen wilayah tersebut.
Sementara itu, militer Ukraina dan sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia mengirim pasukan tanpa pelatihan ke garis depan.
Moskow berjuang untuk mempertahankan garis melawan serangan balasan Ukraina baru-baru ini dan telah memerintahkan mobilisasi parsial untuk mengisi kembali barisannya.
Upaya ini menyebabkan keresahan, bagaimanapun, di tengah masyarakat yang enggan.
Dalam briefing harian, staf umum militer Ukraina mengatakan Resimen Tank ke-1 dari Divisi Senapan Bermotor ke-2 dari Tentara Tank ke-1 Rusia telah menerima pasukan baru yang tidak terlatih.
Baca Juga: Putin Klaim Rusia Ingin Selamatkan Rakyat di 4 Wilayah Ukraina lewat Referendum
Militer Ukraina juga mengatakan narapidana penjara tiba di Ukraina untuk memperkuat garis Rusia. Itu tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut, meskipun dinas keamanan Ukraina telah merilis audio percakapan telepon Rusia yang diduga dipantau tentang masalah tersebut.
Lembaga think tank Institute for the Study of War mengutip satu video online oleh seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota Resimen Tank 1, tampak kesal, mengatakan dia dan rekan-rekannya tidak akan menerima pelatihan sebelum dikirim ke wilayah yang diduduki Rusia, wilayah Kherson di Ukraina.
"Orang-orang yang dimobilisasi dengan satu atau dua hari pelatihan tidak mungkin secara berarti memperkuat posisi Rusia yang dipengaruhi oleh serangan balik Ukraina di selatan dan timur," kata institut itu.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan serangan balasan Ukraina, yang menimbulkan beberapa kekalahan memalukan pada pasukan Moskow, maju perlahan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press