Upacara Pemakaman Kenegaraan Mantan PM Jepang Shinzo Abe Berlangsung Tegang
Kompas dunia | 27 September 2022, 12:57 WIBPasukan Jepang akan berbaris di jalan-jalan di sekitar aula Budokan, tempat pemakaman diadakan, dan 20 dari mereka akan bertindak sebagai penjaga kehormatan di luar rumah Abe saat keluarganya pergi ke pemakaman. Kemudian akan ada tembakan salvo 19 letupan.
Baca Juga: Terbang ke Jepang, Ma'ruf Amin Bakal Hadiri Pemakaman Shinzo Abe
Upacara dimulai ketika janda Abe, Akie Abe, memasuki aula membawa guci berisi abu suaminya, ditempatkan dalam kotak kayu dan dibungkus kain putih.
Mantan pemimpin itu dikremasi setelah pemakaman pribadi di kuil Tokyo beberapa hari setelah dia dibunuh pada Juli lalu.
Perwakilan pemerintah, parlemen dan yudisial, termasuk Kishida, akan menyampaikan pidato belasungkawa, diikuti oleh Akie Abe.
Dalam apa yang dilihat beberapa orang sebagai upaya untuk membenarkan kehormatan bagi Abe, Kishida minggu ini mengadakan pertemuan dengan para pemimpin asing yang berkunjung atau disebut "diplomasi pemakaman."
Pembicaraan itu dimaksudkan untuk memperkuat hubungan ketika Jepang menghadapi tantangan regional dan global, termasuk ancaman dari China, Rusia dan Korea Utara.
Dia akan bertemu sekitar 40 pemimpin asing sampai hari Rabu, tetapi tidak ada pemimpin Kelompok G7 yang hadir.
Baca Juga: Pernah Dibom Nuklir, Jepang Tuntut Rusia Tak Main Ancam Pakai Nuklir di Ukraina
Kishida dikritik karena memaksa menggelar acara yang mahal.
Selain itu Kishida dikritik atas kontroversi yang meluas tentang hubungan dekat Abe dan partai yang memerintah selama beberapa dekade dengan Gereja Unifikasi ultra-konservatif, yang dituduh mengumpulkan sumbangan besar oleh para pengikut dengan cara mencuci otak.
Terduga pembunuh Abe dilaporkan mengatakan kepada polisi bahwa dia membunuh politisi itu karena hubungannya dengan gereja; yang katanya menghancurkan hidupnya dengan memberikan uang keluarga ke gereja.
"Fakta bahwa hubungan dekat antara LDP dan Gereja Unifikasi mungkin mengganggu proses pembuatan kebijakan dipandang oleh orang-orang Jepang sebagai ancaman yang lebih besar terhadap demokrasi daripada pembunuhan Abe," tulis profesor ilmu politik Universitas Hosei Jiro Yamaguchi dalam sebuah artikel baru-baru ini.
Kakek Abe, mantan Perdana Menteri Nobusuke Kishi, membantu gereja berakar di Jepang dan sekarang dilihat sebagai tokoh kunci dalam skandal tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press