Protes Anti-Mobilisasi Rusia Meletus di Kaukasus, Potret Vladimir Putin Dibakar Massa
Krisis rusia ukraina | 26 September 2022, 18:43 WIBMAKHACHKALA, KOMPAS.TV - Aksi demonstrasi menentang mobilisasi parsial kembali digelar di berbagai wilayah Rusia pada Minggu (25/9/2022). Protes juga meluas hingga ke kawasan Kaukasus yang berbatasan dengan Georgia.
Menurut laporan Ukrainska Pravda, warga Desa Endirey di Republik Dagestan memblokade jalan raya Khasavyurt-Makhachkala sebagai wujud protes.
Sekitar 110 pria masuk daftar mobilisasi untuk dikirim ke Ukraina dari desa tersebut.
Aparat kepolisian dilaporkan mesti mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan aksi protes ini.
Baca Juga: Melawan Mobilisasi Militer Putin, Petugas Perekrutan Militer Rusia di Siberia Ditembak
Sementara itu, di Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan, demonstrasi anti-mobilisasi juga terjadi.
Demonstrasi di Makhachkala sempat diwarnai dengan pembakaran potret Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut laporan Associated Press, demonstran berani mengonfrontasi polisi yang ingin membubarkan massa. Seorang demonstran terekam kamera berkata kepada polisi bahwa Rusia lah yang bersalah karena menyerang Ukraina.
“Kami menentang perang? Kenapa kamu menghentikan kami? Siapa yang diserang? Apakah Rusia diserang? Kita lah yang menyerang Ukraina! Rusia menyerang Ukraina!” kata demonstran tersebut.
Republik Dagestan sendiri dilaporkan sebagai kampung halaman ratusan tentara Rusia yang kehilangan nyawa di Ukraina.
Sepanjang pekan lalu, selain di Dagestan, demonstrasi menentang perang dan mobilisasi juga dilaporkan terjadi di kota-kota seperti Moskow, St. Petersburg, dan Novosibirsk.
Menurut pendataan media Rusia Meduza, demonstrasi meletus di berbagai wilayah Rusia sejak 21 September, hari ketika Putin mengumumkan mobilisasi parsial. Pada hari pertama, lebih dari 1.300 demonstran ditangkap.
Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan menghendaki 300.000 personel militer baru untuk membantu upaya perang di Ukraina.
Baca Juga: Negara Tetangga Rusia Ancam Warganya Jika Ikut Perang di Ukraina, Bakal Dihukum Penjara
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press