> >

Medsos Sebut Jenderal Li Qiaoming Bakal Gantikan Xi Jinping Jadi Presiden China, Siapa Dia?

Kompas dunia | 26 September 2022, 11:19 WIB
Jenderal Li Qiaoming disebut sebagai pengganti Xi Jinping yang oleh medsos dirumorkan telah dikudeta. (Sumber: Twitter)

BEIJING, KOMPAS.TV - Media sosial di China diramaikan bahwa Jenderal Li Qiaoming bakal menjadi pengganti Xi Jinping sebagai Presiden China.

Sebelumnya pada Sabtu (24/9/2022), merebak rumor Xi Jinping telah dikudeta dan menjadi tahanan rumah sekembalinya ia dari Uzbekistan.

Rumor di medsos tersebut dilanjutkan dengan diangkatnya Jenderal Li Qiaoming dari Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sebagai pengganti Xi Jinping.

Dikutip dari Newsweek, Li yang lahir pada 1961 telah dipromosikan untuk menjadi jenderal, pangkat tertinggi PLA pada 2019.

Baca Juga: Rumor Xi Jinping Dikudeta dan Jadi Tahanan Rumah Merebak di Medsos, Pemerintah China Masih Bungkam

Li juga merupakan anggota dari Komite Pusat Partai Komunis China (CCP).

Dilaporkan Nikkei Asia, Li dianggap sebagai pesaing Xi Jinping sebagai anggota Komisi Militer Pusat China, sebuah panel dengan otoritas atas keputusan militer.

Beberapa anggota dari badan yang memiliki tujuh anggota tersebut diperkirakan bakal pensiun pada bulan depan.

Li seperti dilaporkan Nikkei Asia telah menulis sebuah artikel yang selaras dengan Xi, yang ingin meningkatan kontrol partai atas tentara.

“Uni Sovyet hancur karena partai tak memiliki tentaranya sendiri,” bunyi artikel Li.

Selain itu sejumlah politikus India dilaporkan mempromosikan desas-desus tentang kudeta yang mendera Xi Jinping.

Salah satunya, dari politikus India Subramanian Swamy, yang mencuitkannya di Twitter, Sabtu (25/9/2022).

Baca Juga: Ramai di Medsos Kabar Xi Jinping Dikudeta dan Jadi Tahanan Rumah

“Rumor baru yang harus dicek kebenarannya. Apakah Xi Jinping menjadi tahanan rumah di Beijing? Ketika Xi berada di Samarkand baru-baru ini, pemimpin Partai Komunis China kemungkinan sudah mencabut Xi dari kepemimpinan partai terhadap tentara,” cuitnya.

“Kemudian dilanjutkan dengan penahanan rumah. Begitulah rumor tersebut,” katanya.

Sementara itu, penulis Gordon Chang, yang sebelumnya meyakini adanya kudeta mulai ragu apa hal itu benar-benar terjadi.

“Kurangnya berita dari #China selama beberapa jam terakhir menunjukkan desas-desus kudeta tidak benar, tetapi apa pun yang terjadi di dalam militer #China selama tiga hari terakhir, jelas sesuatu yang tak biasa telah terjadi, memberi tahu kami bahwa ada turbulensi di dalam kepemimpinan senior #CCP,” tulisnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Newsweek


TERBARU