> >

Kerangka Berkaki Satu Berusia 31.000 Tahun di Kalimantan Timur Jadi Bukti Amputasi Tertua Dunia

Kompas dunia | 8 September 2022, 04:05 WIB
Kerangka 31.000 tahun yang ditemukan di sebuah gua di Kalimantan Timur, Indonesia, menandai bukti tertua untuk amputasi, menurut penelitian yang diterbitkan Rabu, 7 September 2022 di jurnal Nature. (Sumber: Tim Maloney/Griffith University via AP )

NEW YORK, KOMPAS.TV— Kerangka seorang dewasa muda berusia 31.000 tahun yang ditemukan di sebuah gua di Liang Tebo, Kalimantan Timur, Indonesia, yang kehilangan sebagian kaki kirinya, mengungkapkan bukti amputasi tertua yang diketahui, menurut sebuah studi baru.

Para ilmuwan mengatakan amputasi dilakukan ketika orang itu masih kecil, dan "pasien" itu terus hidup selama bertahun-tahun sebagai orang yang diamputasi.

Operasi medis prasejarah dapat menunjukkan manusia membuat kemajuan medis jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut penelitian yang diterbitkan Rabu di jurnal Nature.

Para peneliti sedang menjelajahi sebuah gua di Kalimantan, di wilayah hutan hujan yang dikenal memiliki beberapa seni cadas paling awal di dunia, ketika mereka menemukan kuburan, kata Tim Maloney, seorang arkeolog di Griffith University di Australia dan peneliti utama studi tersebut.

Meskipun sebagian besar kerangkanya utuh, ia kehilangan kaki kirinya dan bagian bawah kaki kirinya, jelasnya.

Setelah memeriksa sisa-sisanya, para peneliti menyimpulkan tulang kaki tidak hilang dari kuburan, atau hilang dalam suatu kecelakaan, karena tulang-tulang itu dilepaskan dengan hati-hati.

Tulang kaki yang tersisa menunjukkan luka bersih dan miring yang sembuh, kata Maloney.

Baca Juga: Orang yang Bau Badannya Sama Ternyata Lebih Cepat Berkawan, Ini Fakta Penelitiannya

Kerangka manusia yang ditemukan di Kalimantan, berumur sekitar 31.000 tahun yang lalu, difoto di sebuah gua di Kalimantan Timur, Kalimantan, Indonesia difoto pada tanggal 4 Maret 2020. Sisa-sisa, yang telah berumur 31.000 tahun, menandai bukti tertua untuk amputasi belum ditemukan. Operasi medis prasejarah menunjukkan manusia membuat kemajuan medis jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. (Sumber: Tim Maloney via AP)

Tidak ada tanda-tanda infeksi, yang kerap terjadi jika kaki anak itu digigit makhluk seperti buaya.

Dan juga tidak ada tanda-tanda patah tulang, yang biasanya terjadi jika kaki patah karena kecelakaan.

Orang tersebut tampaknya hidup selama sekitar enam sampai sembilan tahun setelah kehilangan anggota badannya, akhirnya meninggal karena penyebab yang tidak diketahui sebagai orang dewasa muda, kata para peneliti.

Ini menunjukkan para penjelajah prasejarah cukup tahu tentang obat-obatan untuk melakukan operasi tanpa kehilangan darah atau infeksi yang fatal, para penulis menyimpulkan.

Para peneliti tidak tahu alat apa yang digunakan untuk mengamputasi anggota badan, atau bagaimana infeksi dicegah. Tetapi, mereka berspekulasi, alat batu tajam mungkin digunakan untuk membedah, dan tanaman yang kaya di wilayah tersebut memiliki sifat obat pada saat itu.

Juga, masyarakat di situ 31.000 tahun yang lalu harus merawat anak itu selama bertahun-tahun setelahnya, karena bertahan di medan yang berat sebagai orang yang diamputasi tidak akan mudah.

Operasi awal ini "menulis ulang sejarah pengetahuan dan perkembangan medis manusia," kata Maloney pada briefing tentang hasil penelitian.

Baca Juga: Jazirah Arab Dulu Hutan dan Savana, Ditemukan Bukti Arkeologi Migrasi Manusia Berusia 400.000 Tahun

Dr Tim Maloney dan Andika Priyatno bekerja di lokasi di sebuah gua di Kalimantan Timur, Kalimantan, Indonesia, 2 Maret 2020. Jenazah, yang telah berusia 31.000 tahun, menandai bukti amputasi tertua yang pernah ditemukan. (Sumber: Tim Maloney/AP Photo)

Sebelum penemuan ini, contoh amputasi paling awal terjadi pada seorang petani Prancis dari 7.000 tahun yang lalu, yang sebagian lengannya dicabut.

Para ilmuwan mengira praktik medis canggih berkembang sekitar 10.000 tahun yang lalu, ketika manusia menetap sebagai masyarakat pertanian, kata para penulis.

 

Tetapi penelitian ini menambah bukti yang berkembang bahwa manusia mulai saling menjaga kesehatan satu sama lain jauh lebih awal dalam sejarah mereka, kata Alecia Schrenk, seorang antropolog di University of Nevada, Las Vegas, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Sudah lama diasumsikan perawatan kesehatan adalah penemuan baru," kata Schrenk dalam email.

"Penelitian seperti artikel ini menunjukkan bahwa masyarakat prasejarah tidak berjuang sendiri," pungkasnya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times/Nature


TERBARU