Bom Bunuh Diri Guncang Kedubes Rusia di Kabul, Dua Diplomat Moskow dan Sejumlah Warga Tewas
Kompas dunia | 5 September 2022, 18:39 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Serangan bom bunuh diri mengguncang kompleks Kedutaan Besar Rusia untuk Afghanistan di Kabul, Senin (5/9/2022). Dua diplomat Rusia dikonfirmasi tewas akibat serangan ini.
Warga sipil turut menjadi korban jiwa bom bunuh diri. Namun, hingga berita ini diturunkan, total jumlah korban jiwa masih simpang siur.
Associated Press melaporkan setidaknya satu warga Afghanistan tewas.
Sementara media milik negara Rusia, RIA Novosti memperkirakan total 15-20 orang tewas atau terluka. Sedangkan Al Jazeera, mengutip sumber aparat keamanan Taliban, melaporkan setidaknya delapan orang tewas.
Otoritas Taliban belum mengonfirmasi insiden ledakan atau merilis jumlah korban.
Kementerian Luar Negeri Rusia melaporkan bahwa serangan ini terjadi ketika warga Afghanistan tengah mengantre pemrosesan visa Rusia.
Di pintu masuk seksi kekonsuleran gedung kedubes, penyerang dilaporkan meledakkan diri saat seorang diplomat Rusia keluar memanggil nama-nama kandidat pengajuan visa.
Baca Juga: Masjid di Kabul Afghanistan Meledak dan Tewaskan 3 Orang, Korban Jiwa Diyakini Bakal Bertambah
Menurut keterangan saksi-saksi, gedung kedutaan sedang dikerumuni banyak orang ketika bom meledak sekitar pukul 10.50 waktu setempat.
“Itu (ledakan) sebenarnya terjadi di dekat kedutaan tempat ada kerumunan orang berkumpul untuk mengajukan visa Rusia,” kata Najib Lalzoy, seorang jurnalis asal Kabul, kepada Al Jazeera.
“Saksi mata di dekat kedutaan Rusia menyebut jumlah korban mungkin sangat tinggi,” lanjutnya.
Moskow mengutuk serangan ini sebagai “aksi teroris yang tidak bisa diterima".
“Seorang milisi yang tidak dikenal meledakkan suatu bahan peledak,” demikian tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
“Sebagai hasil serangan ini, dua anggota misi diplomatik (Rusia) terbunuh. Juga ada korban di antara warga Afghan,” lanjut pihak kementerian.
Belum ada pihak yang mengklaim pertanggungjawaban maupun pihak yang bertanggungjawab atas serangan di Kedubes Rusia ini.
Meskipun demikian, kecurigaan segera mengarah ke kelompok ekstremis ISIS-Khurasan. Kelompok ini meningkatkan serangan ke Taliban dan warga sipil usai pemerintah pro-Barat di Kabul digulingkan pada Agustus 2021 silam.
Federasi Rusia adalah satu di antara sedikit negara yang masih mempertahankan operasional misi diplomatik di Afghanistan usai Taliban menyerbu Kabul.
Kendati Moskow menetapkan Taliban sebagai organisasi teroris dan melarang eksistensinya di Rusia, Taliban memiliki representatif di Rusia dan mengirimkan delegasi ke Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg belakangan ini.
Pada Juni lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku pihaknya mencoba membangun hubungan dengan pemerintahan Taliban.
Baca Juga: Ledakan di Masjid Afghanistan, 18 Orang Tewas Termasuk Seorang Ulama Taliban
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Associated Press