> >

Rusia Susun Konsep Politik Luar Negeri Baru, Dampak Perang di Ukraina?

Krisis rusia ukraina | 5 September 2022, 14:50 WIB
Ilustrasi. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu di Vladivostok pada 2019. Pada Senin (5/9/2022), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebut konsep politik luar negeri baru Rusia dibutuhkan akibat lanskap internasional yang berubah dengan cepat. (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Federasi Rusia dilaporkan tengah menyusun konsep politik luar negeri baru. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebut konsep politik luar negeri baru dibutuhkan akibat lanskap internasional yang berubah dengan cepat.

Akan tetapi, Peskov tidak secara gamblang menyebut perang Rusia-Ukraina sebagai alasan. Ia menggarisbawahi sikap “bermusuhan” sejumlah negara di tengah sanksi meluas negara-negara Barat.

“Sedang dikerjakan (dokumen konsep politik luar negeri Rusia). Secara keseluruhan, lanskap hubungan internasional dan lanskap kebijakan luar negeri sedang berubah dengan sangat cepat,” kata Peskov dikutip TASS, Senin (5/9/2022).

“Suatu realitas global baru muncul, ini harus dipertimbangkan sehingga pekerjaan ini (penyusunan konsep politik luar negeri) dilanjutkan,” lanjutnya.

Baca Juga: Inggris Yakin Tentara Rusia Hadapi Krisis Moral, Disebut karena Bayaran Rendah

Meskipun menyatakan bahwa lanskap politik internasional berubah cepat, Peskov menegaskan Moskow tidak akan terburu-buru dalam penyusunan ini.

Sementara itu, mengenai faktor-faktor yang membuat Federasi Rusia menyusun konsep politik luar negeri baru, Peskov menggarisbawahi sejumlah negara yang “secara terbuka mengambil posisi yang memerangi” Rusia.

“Terdapat banyak negara dengan sikap bermusuhan terhadap kami yang secara terbuka telah mengambil posisi yang memerangi kita; menempuh berbagai langkah yang bertentangan dengan kepentingan kami, menimbulkan kerugian, merusak kepentingan kami,” kata Peskov.

“Jadi kami perlu balik mengimbangi aksi-aksi tersebut dan meminimalisasi konsekuensi negatifnya,” lanjutnya.

Hubungan Rusia dengan berbagai negara, terutama Amerika Serikat (AS) menegang akibat invasi ke Ukraina sejak 24 Februari silam.

Berbagai negara Eropa pun mengusir diplomat-diplomat Rusia beberapa bulan belakangan. 

Ekonomi Rusia, terutama di sektor energi, beroleh sanksi meluas yang digalakkan AS dan Uni Eropa sebagai respons atas agresi militer ke Ukraina.

Baca Juga: Klaim Moskow: AS Punya Program Riset Patogen di Ukraina, Rusia Terancam Senjata Biologis

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : TASS


TERBARU