> >

Potret Kekerasan Senjata Api Amerika: 400 Juta Bedil Beredar, 20.000 Pembunuhan per Tahun

Kompas dunia | 3 September 2022, 06:43 WIB
Ilustrasi. Tempat kejadian perkara penembakan di sebuah supermarket di Bend, negara bagian Oregon, Amerika Serikat (AS), 28 Agustus 2022. Peneliti menyebut ada 400 senjata api yang beredar di AS dan 20.000 pembunuhan dengan senjata api per tahun. (Sumber: Ryan Brennecke/The Bulletin via AP)

AS sendiri dikenal memiliki hukum kontrol senjata api yang longgar. Sehingga, warga sipil mudah mendapatkan senjata api, dari pistol hingga senapan serbu.

Menurut Jeffrey Butts, direktur pusat riset dan evaluasi di John Jay College of Criminal Justice Universitas New York, ada 400 juta senjata api yang beredar di AS saat ini.

Pandemi Covid-19 dan kerusuhan yang terjadi beberapa tahun belakangan disebutnya turut meningkatkan jumlah pemilik senjata api.

Baca Juga: Taiwan Mulai Timbun Senjata Amerika Serikat yang Dipandang Sukses di Perang Rusia dan Ukraina

Pada 2019-2021, delapan juta warga AS disebut membeli senjata api pertama mereka dan rentan menimbulkan insiden.

“Kita sudah punya 400 juta senjata api yang beredar. Jadi, jika Anda menambahkan itu dan memasukkan banyaknya pengguna baru (senjata api) di populasi, Anda mendapatkan kecelakaan, Anda mendapatkan perilaku yang tergesa-gesa, Anda menyaksikan orang-orang bereaksi atas hinaan kecil dan konflik dengan senjata api karena mereka sudah mengantonginya sekarang,” kata Butts.

Angka pembunuhan di AS sendiri dilaporkan menurun di sejumlah kota besar seperti New York dan Chicago. Namun, di daerah lain, angka pembunuhan justru meningkat, khususnya terkait senjata api.

Di Portland, negara bagian Oregon, angka pembunuhan meroket hingga 207% sejak 2019 dan telah ada 800 penembakan sepanjang 2022.

Sementara itu di Phoenix, negara bagian Arizona, Kepalas Polisi Jeri Williams menyatakan bahwa kekerasan senjata api tahun ini paling parah selama ia menjabat 33 tahun terakhir.

Baca Juga: Dampak Inflasi Amerika Serikat bagi Indonesia

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU