Panjat Tiang Kapal saat Tiba di Pelabuhan, Taruna KRI Bima Suci TNI AL Bikin Heboh Warga Australia
Kompas dunia | 31 Agustus 2022, 16:29 WIBQUEENSLAND, KOMPAS.TV - Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci yang berlabuh di perairan Australia minggu ini, membuat heboh penduduk setempat. Seluruh awak kapal yang berstatus taruna TNI AL naik ke tiang setinggi 53 meter.
Diwartakan kantor berita ABC pada Rabu (31/8/2022), salah seorang taruna menjelaskan alasan mereka melakukan hal itu.
"Ketika kita memasuki pelabuhan baru, semua taruna naik tiang, dari yang tertinggi hingga terendah," kata Carmine Rjocco.
Tradisi yang dikenal dengan Parade Roll itu mendapat sambutan riuh dari warga Queensland saat kapal berlabuh dan hengkang meninggalkan Pelabuhan Townsville.
Baca Juga: Kelompok Pussy Riot dari Rusia Ditangkap Polisi Swiss Gara-gara Graviti Perang
Untuk diketahui, tradisi Parade Roll juga dilakukan oleh kapal-kapal tinggi dari seluruh dunia saat meninggalkan atau memasuki pelabuhan untuk pertama kalinya.
"Ada juga drum band yang menampilkan pertunjukan musik, untuk membangkitkan semangat para kru dan para kadet (sebutan taruna-red). Kami sangat senang melihat kota yang kami kunjungi," kata Komandan kapal Sati Lubis.
Lubis menambahkan, KRI Bima Suci tiba di Townsville usai menghadapi angin kencang dan laut ganas saat melalui Selat Torres yang memisahkan Papua dan Australia.
Baca Juga: Iran Ketahuan Curi Kapal Nir-Awak Milik Amerika Serikat di Teluk Arab, AS Tetap Waspada
Hari ini, ratusan penduduk dilaporkan datang berbondong-bondong ke pemecah ombak Pelabuhan Townsville karena penasaran ingin menyaksikan keberangkatan kapal.
KRI Bima Suci baru setengah perjalanan dari rute yang diagendakan sepanjang 91 hari. Para kadet berangkat dari Indonesia, menuju Singapura, lalu ke Malaysia sebelum berhenti di Townsville. Setelah itu kapal meneruskan pelayaran menuju Sydney, Cairns, dan Darwin.
Terdapat 209 kru yang diangkut oleh kapal, lebih dari setengahnya adalah para kadet yang diharapkan mempelajari keterampilan kuno navigasi langit saat berada di laut.
"Navigasi dengan astronomi penting bagi kami ketika ada kemungkinan ada masalah dengan kapal," kata Rjocco.
"Mungkin jika kita terdampar di laut dan kita tidak tahu di mana posisi kita, kita bisa menggunakan bintang-bintang sebagai navigasi," tegasnya.
Baca Juga: Tim Inspektur Nuklir IAEA Mulai Bergerak ke PLTN Zaporizhzhia yang saat ini dikuasai Rusia
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Vyara-Lestari
Sumber : ABC