Genjot Kelahiran, Korea Selatan Naikkan Tunjangan Orang Tua Jadi 11 Juta Rupiah per Bayi per Bulan
Kompas dunia | 31 Agustus 2022, 11:59 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Korea Selatan berencana memberikan tunjangan bulanan sebesar 1 juta won (Rp 11 juta) setiap bulan selama satu tahun kepada setiap keluarga untuk setiap anak yang baru lahir. Langkah terbaru itu untuk mendorong lebih banyak kelahiran dan mencoba mengatasi tingkat kesuburan terendah di dunia, seperti laporan Bloomberg, Rabu, (31/8/2022)
Tunjangan berlaku mulai tahun depan pada tingkat 700.000 won per bulan dan kemudian meningkat menjadi 1 juta won per bulan mulai tahun 2024, menurut proposal anggaran yang diumumkan minggu ini.
Begitu bayi berusia satu tahun, tunjangan akan dikurangi setengahnya dan berjalan selama satu tahun lagi.
Dijuluki secara lokal sebagai "gaji orang tua", tunjangan 1 juta won per anak setiap bulan selama satu tahun adalah salah satu janji kampanye Presiden Yoon Suk-yeol untuk mengatasi tingkat kelahiran yang rendah di Korea Selatan.
Yoon, yang mulai menjabat bulan Mei, menggambarkan prospek bencana demografi negaranya sebagai "bencana" nasional.
Dukungan yang diperluas untuk orang tua datang bahkan ketika negara tersebut beralih ke kebijakan fiskal yang lebih ketat untuk mengendalikan utang era pandemi.
Inisiatif pengeluaran untuk bayi baru lahir menggarisbawahi urgensi menangani salah satu risiko jangka panjang terbesar bangsa Korea.
Di bawah pemerintahan Moon Jae-in sebelumnya, yang menjalankan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, setiap bayi baru lahir diberikan 300.000 won setiap bulan selama tahun pertama mereka. Program itu sekarang akan diteruskan dan bahkan digenjot oleh Presiden Yoon.
Korea Selatan memecahkan rekor terendah tingkat kesuburannya sendiri tahun 2021 ketika perkiraan jumlah bayi per perempuan turun menjadi 0,81 dari 0,84 bayi untuk setiap perempuan yang aktif tingkat reproduksinya.
Baca Juga: Korsel Pecahkan Rekor Sendiri untuk Tingkat Kesuburan Terendah di Dunia, Gerus Pertumbuhan Ekonomi
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times