Baghdad Berangsur Tenang usai Pidato Al-Sadr yang Minta Pendukungnya Mundur: Ini Bukan Revolusi!
Kompas dunia | 31 Agustus 2022, 01:05 WIBPada Senin (29/8), tindakan Al-Sadr yang mengumumkan mundur dari politik memicu kerusuhan di Baghdad. Sebagian kalangan menilai, pengumuman Al-Sadr itu sekadar diniatkan untuk mencari daya tawar lebih besar di hadapan rival politiknya.
Al-Sadr yang berhaluan nasionalis berselisih dengan rival-rival politiknya yang pro-Iran. Dua kelompok itu merupakan golongan politik yang dominan di Irak saat ini, tetapi urung bersepakat mengenai koalisi.
Usai kerusuhan pecah, Al-Sadr pun mengaku tidak mendukung kekerasan dan meminta maaf kepada rakyat Irak.
Perdana menteri interim Irak, Mustafa Al-Kadhimi menyanjung tindakan Al-Sadr yang mengakhiri kekerasan.
“Pidatonya (Al-Sadr) menempatkan kewajiban moral dan nasional kepada semuanya untuk melindungi Irak dan menghentikan eskalasai dan kekerasan politik serta segera berunding,” kata Al-Kadhimi.
Muqtada Al-Sadr sendiri dikenal mengusung retorika nasionalis dan agenda reformasi yang diyakini secara teguh oleh para pendukungnya. Mayoritas pendukung Al-Sadr diketahui berasal dari sektor termiskin masyarakat Irak, secara historis dikesampingkan dari sistem politik pada rezim Saddam Hussein.
Baca Juga: Baghdad Mencekam! Pendukung Al-Sadr Serbu Pusat Pemerintahan dengan RPG dan Senapan Mesin, 30 Tewas
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Al Jazeera