Saling Hina Warnai Debat Calon Presiden Brasil, Bolsonaro Disebut Hancurkan Negara
Kompas dunia | 29 Agustus 2022, 15:55 WIBBRASILIA, KOMPAS.TV - Saling hina warnai debat calon presiden Brasil antara petahana Jair Bolsonaro, dan rivalnya, Luiz Inacio Lula da Silva atau Lula.
Hal itu terjadi ketika kedua sosok yang akan bersaing dalam pemilihan presiden Brasil itu saling berdebat dalam acara di Sao Paulo dan disiarkan saluran TV, Minggu (28/9/2022).
Selain keduanya, pada acara tersebut juga ada empat calon presiden lainnya. Namun Bolsonaro dan Lula yang paling menonjol.
Lula yang merupakan mantan presiden Brasil menyebut Bolsonaro telah menghancurkan Brasil.
Baca Juga: China Waspada 2 Kapal Perang AS Lewati Selat Taiwan, Siap Gagalkan Provokasi
Sedangkan Bolsonaro menuduh Lula sebagai presiden paling korup dalam sejarah Brasil.
Adalah Bolsonaro yang melakukan serangan lebih dulu ke Lula dalam acara tersebut.
“Pemerintahan Anda adalah yang paling korup sepanjang sejarah Brasil,” kata petahana berusia 67 tahun itu dilansir dari BBC.
Hinaan itu berasal dari apa yang terjadi pada Lula ketika ia dihukum bersalah karena korupsi dan dipenjara pada 2018.
Skandal korupsi tersebut diketahui sebagai "Operasi Cuci Mobil", dan melibatkan perusahaan minyak negara, Petrobas.
"Apa yang Anda inginkan sehingga berusaha kembali berkuasa? Untuk melakukan hal yang sama lagi dengan Petrobas?” kata Bolsonaro.
Lula pun menyerang balik dan menuduh Bolsonaro menyebarkan kebohongan dan telah merusak warisan kepresidenannya.
Politikus berusia 76 tahun itu menegaskan pemerintahannya harus diingat karena membantu puluhan juta orang keluar dari kemiskinan.
Ia pun menuduh Bolsonaro telah menghancurkan Brasil.
Baca Juga: 2 Pilot Air France Baku Hantam di Kokpit, Untung Pesawat Mendarat dengan Selamat
Sebelumnya poling opini menempatkan Lula, yang menjabat sebagai presiden Brasil dari 2003 hingga 2010, unggul atas Bolsonaro dalam pemilihan presiden.
Tetapi perbedaan antara kedua kandidat saat ini dilaporkan semakin menyempit.
Putaran pertama akan dimulai pada 2 Oktober mendatang.
Namun, jika tak ada satu kandidat pun yang menerima suara sampai 50 persen, pemilihan presiden putaran kedua akan dilakukan pada 30 Oktober.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC