> >

Penyanyi Turki Ditangkap karena Dianggap Hina Pesantren, tapi Disebut Upaya Erdogan Raih Dukungan

Kompas dunia | 27 Agustus 2022, 13:55 WIB
Penyanyi Turki, Gulsen ditangkap setelah dianggap menghina pesantren. Tetapi, penangkapan itu disebut sebagai upaya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meraih dukungan. (Sumber: Depo Photos via AP, File)

ANKARA, KOMPAS.TV - Penyanyi Turki Gulsen ditangkap dan dituduh telah menghasut kebencian karena leluconnya tentang pesantren dianggap penghinaan.

Gulsen, yang disebut Madonna dari Turki itu sempat bercanda pada April lalu, bahwa salah satu anggota band-nya melakukan “penyimpangan”.

Hal itu dikarenakan karena ia menghadiri salah satu pesantren di Turki.

Meski komentarnya sudah lama, tetapi baru-baru ini viral secara online, dan menuai kritik dari kalangan konservatif.

Baca Juga: Rusia Makin Mesra dengan Anggota NATO Hungaria, Bahkan Bakal Bangun Reaktor Nuklir di Negara Itu

Namun, seperti dikutip dari BBC, pihak yang mengkritik penangkapan Gulsen menegaskan ini cara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meraih dukungan.

Erdogan akan kembali mengikutip pemilihan presiden Turki pada tahun depan.

Sebelum ditangkap, Gulsen sempat mengutarakan permohonan maaf di media sosial.

Ia pun mengungkapkan kata-katanya digunakan oleh mereka bertujuan untuk mempolarisasi masyarakat.

Menuliskannya di Twitter dan Instagram, Gulsen mengatakan meski ia membela kebebasannya berekspresi dengan candaan antar teman, ia meminta maaf kepada pihak yang merasa tersakiti.

Gulsen, yang memiliki nama lengkap Gulsen Colakoglu saat ini akan menghadapi persidangan.

Gulsen sebelumnya telah dikritik oleh elemen konservatif di Turki, karena pakaian dan dukungannya kepada hak kaum LGBT.

Penangkapan penyanyi berusia 46 tahun itu pun membelah pendapat di negara tersebut.

Pihak konservatif dan pro-pemerintah mendukungnya, dan secara luas menggambarkan pernyataannya sebagai “kurang ajar”.

Baca Juga: Terdesak Gegara Sanksi, Rusia Jual Emas ke China dengan Harga Diskon hingga 30 Persen

Sementara suara-suara yang lebih liberal dan pro-oposisi mengkritik penangkapannya tak proporsional dan reaksioner.

Langkah ini juga muncul di tengah perdebatan seputar dugaan intervensi gaya hidup yang dilakukan Partai Erdogan, AKP, di samping larangan baru-baru ini terhadap sejumlah festival musik di Turki.

Erdogan sendiri merupakan lulusan salah satu pesantren di negara itu, Imam Hatip, yang didirikan negara untuk mengedukasi pria muda untuk menjadi imam dan pendakwah.

Banyak anggota pemerintahan Turki saat ini yang juga sempat menuntut ilmu di pesantren.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU