Dugong Jinak Dinyatakan Punah Secara Fungsional di Perairan China
Kompas dunia | 24 Agustus 2022, 09:49 WIBHONG KONG, KOMPAS.TV - Dugong, mamalia laut dugong lembut yang hidup di perairan selatan China selama ratusan tahun, dinyatakan punah secara fungsional di negara itu, menurut sebuah studi terbaru seperti laporan Straits Times, Rabu (24/8/2022).
Penelitian oleh Zoological Society of London ZSL dan Chinese Academy of Sciences mengatakan penangkapan ikan, serangan kapal dan hilangnya habitat yang disebabkan manusia membuat jumlah dugong di perairan China anjlok dengan cepat sejak tahun 1970-an hingga kini.
Tidak menemukan bukti kehadiran mereka di China sejak 2008, penelitian menunjukkan "ini adalah kepunahan fungsional pertama mamalia besar di perairan pesisir China," kata laporan itu.
Kepunahan fungsional adalah kepunahan suatu spesies atau takson lain sedemikian rupa sehingga, hilang dari catatan fosil, atau laporan tentang keberadaannya sudah tidak ada; Berkurangnya populasi sehingga tidak lagi berperan penting dalam fungsi ekosistem; atau Populasi tidak lagi layak.
Intinya, jumlah populasi yang ada dari spesies tersebut dianggap sudah tidak lagi bisa secara alami bereproduksi dan melanjutkan keturunan di habitat aslinya.
Dugong, yang makanannya sangat bergantung pada rumput laut, masuk klasifikasi Hewan Kunci Nasional Tingkat 1 yang Dilindungi sejak 1988 oleh negara.
Habitat laut mereka terdegradasi dengan cepat oleh manusia dan meskipun upaya pemulihan habitat menjadi prioritas utama di China, "restorasi membutuhkan waktu yang mungkin tidak lagi dimiliki duyung", kata laporan itu.
Artinya, kecepatan restorasi habitat tidak mampu mengimbangi kecepatan dari anjloknya populasi akibat kerusakan habitat.
Baca Juga: Video Detik-Detik Kelahiran Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Sangat Kritis Hampir Punah
Ditemukan di perairan pantai dari Afrika Timur ke Vanuatu, dan sejauh utara Jepang, mereka terdaftar sebagai rentan oleh International Union for Conservation of Nature IUCN.
Profesor Samuel Turvey dari ZSL's Institute of Zoology, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan kemungkinan hilangnya dugong di China adalah kerugian yang tiada tara.
"Ketidakhadiran mereka tidak hanya akan berdampak pada fungsi ekosistem, tetapi juga berfungsi sebagai peringatan, pengingat serius bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum tindakan konservasi yang efektif dikembangkan."
Penelitian dilakukan oleh tim ilmuwan internasional yang melakukan wawancara di 66 komunitas nelayan di empat provinsi China di sepanjang wilayah pesisir Laut China Selatan.
Para penulis mengatakan mereka akan menyambut baik bila ada bukti bahwa dugong mungkin masih ada di China.
Mereka merekomendasikan agar status spesies itu secara regional dinilai kembali dengan status "Sangat Terancam Punah (Kemungkinan Punah)" atau critically endangered
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times