China Izinkan Mahasiswa Asing Masuk, Termasuk Pemegang Kartu Pelancong Bisnis APEC
Kompas dunia | 24 Agustus 2022, 09:20 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - China akan mengizinkan mahasiswa asing masuk ke negara itu untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, seperti laporan Bloomberg, Rabu, (24/8/2022).
Warga negara asing yang punya izin tinggal yang sah di China untuk belajar, serta pemegang kartu perjalanan bisnis APEC (Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik) akan diizinkan memasuki China mulai Rabu (24/8/2022), kata kedutaan AS negara itu dalam sebuah pernyataan yang diposting di WeChat Selasa malam.
Pernyataan serupa dibuat oleh kedutaan besar China di Jepang dan India.
Mengizinkan siswa internasional untuk kembali masuk China tidak berarti negara itu melonggarkan langkah-langkah pengendalian Covid-19 yang ketat, atau menghentikan kebijakan dinamis nol-Covid, seperti laporan Global Times yang dikelola pemerintah.
Lu Hongzhou, kepala Rumah Sakit di Shenzhen mengatakan,tidak mungkin memperpendek periode karantina lebih lanjut untuk pelancong yang masuk dalam jangka pendek, tambah laporan itu.
China masih menerapkan persyaratan masuk terberat di dunia, bahkan setelah melonggarkan aturan pada bulan Juni.
Pelancong yang tiba harus menghabiskan tujuh hari di fasilitas karantina dan kemudian memantau kesehatan mereka di rumah selama tiga hari lagi. Penerbangan ke negara itu juga dibatasi.
Baca Juga: PM Ismail Sabri Angkat Suara, Sebut China Harusnya Patuhi Hukum Laut PBB di Laut China Selatan
China menerima 492.185 siswa asing pada tahun 2018, lebih rendah dibandingkan dengan lebih dari 1 juta yang terdaftar pada tahun ajaran 2019-2020 di AS, di mana pendidikan internasional adalah industri yang signifikan.
Sebagian besar mahasiswa China berasal dari Korea Selatan, diikuti oleh Thailand dan Pakistan.
Gelombang Covid-19 terbaru di China, yang memicu serangkaian penguncian dan pembatasan sosial di beberapa provinsi, tampaknya kini mereda dengan surutnya perjalanan liburan musim panas.
Negara itu melaporkan 1.748 infeksi hari Senin, turun dari puncaknya lebih dari 3.400 kasus seminggu yang lalu.
China berhasil menghapus kasus untuk sebagian besar tahun 2020 dan 2021, sebelum ditantang oleh varian yang lebih menular.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping memutuskan untuk melanjutkan kebijakan Covid Zero, karena Beijing tidak mau menanggung skala kematian yang terlihat di negara lain.
Secara resmi, China mencatat lebih dari 5.200 kematian sejak pandemi dimulai, dibandingkan lebih dari 1 juta kematian di AS, fakta sentral dalam retorika pejabat tentang keunggulan pendekatan berbasis negara.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times