Ledakan Mobil di Moskow Tewaskan Putri dari Orang Dekat Vladimir Putin
Krisis rusia ukraina | 22 Agustus 2022, 07:15 WIBAnalis politik Abbas Gallyamov, mantan penulis pidato untuk Putin, menyebut serangan itu "tindakan intimidasi" yang ditujukan kepada loyalis Kremlin.
Kepada mereka, dia berkata, "ini adalah tindakan simbolis, menunjukkan bahwa permusuhan telah ditransfer dengan percaya diri ke wilayah Rusia, yang berarti bahwa ini bukan lagi perang abstrak yang Anda tonton di TV," katanya. "Ini sudah terjadi. Terjadi di Rusia. Tidak hanya Krimea yang dibom, tetapi serangan teroris sudah dilakukan di wilayah Moskow,” ucapnya,
Sementara hubungan pasti Dugin dengan Putin tidak diketahui. Kremlin sering menggemakan retorika dari tulisan dan penampilannya di TV pemerintah Rusia. Dia membantu mempopulerkan konsep "Novorossiya," atau "Rusia Baru" yang digunakan Rusia untuk membenarkan pencaplokan Semenanjung Krimea Ukraina tahun 2014 dan dukungannya terhadap pemberontak separatis di Ukraina timur.
Dia mempromosikan Rusia sebagai negara kesalehan, nilai-nilai tradisional dan kepemimpinan otoriter, dan meremehkan nilai-nilai liberal Barat.
Baca Juga: Peringatan Zelenskyy: Rusia Bakal Lakukan Hal Jahat dan Kejam saat Hari Kemerdekaan Ukraina
Putrinya menyatakan pandangan yang sama dengan ayahnya dan kerap muncul sebagai komentator di saluran TV nasionalis Tsargrad, di mana Dugin menjabat sebagai pemimpin redaksi.
Dugina sendiri dikenai sanksi oleh Amerika Serikat pada bulan Maret karena pekerjaannya sebagai pemimpin redaksi United World International, sebuah situs web yang oleh AS digambarkan sebagai sumber disinformasi. Pengumuman sanksi mengutip artikel United World tahun ini yang menyatakan Ukraina akan "binasa" jika diterima di NATO.
Dalam sebuah penampilan di televisi Rusia pada hari Kamis, Dugina berkata, "Orang-orang di Barat hidup dalam mimpi, dalam mimpi yang diberikan kepada mereka oleh hegemoni global." Dia menyebut Amerika sebagai "masyarakat zombie" di mana orang-orang menentang Rusia tetapi tidak dapat menemukannya di peta.
“Dugina, seperti ayahnya, selalu berada di garis depan konfrontasi dengan Barat," kata Tsargrad, Minggu.
Menurut seorang mantan anggota parlemen Rusia, Ilya Ponomarev, sebuah kelompok Rusia yang tidak dikenal, Tentara Republik Nasional, mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, pada Minggu. Namun keberadaan grup itu tidak dapat diverivikasi. Ponomarev, yang meninggalkan Rusia setelah memberikan suara menentang pencaplokan Krimea pada 2014, membuat pernyataan itu kepada TV Ukraina.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Associated Press