> >

Diplomat Rusia Ajak Negara Lain Tinggalkan Dolar dalam Transaksi Finansial Global, Promosikan Rubel

Krisis rusia ukraina | 20 Agustus 2022, 09:26 WIB
Ilustrasi. Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Jumat (19/8/2022), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Pankin mengkritik sistem finansial global bentukan Amerika Serikat (AS) yang dianggapnya sudah tak sesuai dengan kondisi dunia saat ini. (Sumber: RIA Novosti/Mikhail Klementiev)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Pankin mengkritik sistem finansial global bentukan Amerika Serikat (AS) yang dianggapnya sudah tak sesuai dengan kondisi dunia saat ini.

Ia pun mengaku Federasi Rusia akan meninggalkan mata uang dolar AS dan euro dalam transaksi internasional.

Hal tersebut disampaikan Pankin dalam wawancara kepada kantor berita Rusia, TASS, Jumat (19/8/2022).

Moskow disebutnya bakal meninggalkan dolar AS dan euro karena dua mata uang itu menjadi “toksik” akibat tekanan politik Barat.

Rusia diketahui ramai-ramai disanksi negara Barat menyusul invasi mereka ke Ukraina yang diluncurkan sejak 24 Februari silam.

“Melawan tekanan geopolitik yang meningkat dari kolektif Barat, satu-satunya cara menjamin ikatan investasi, ekonomi, dan perdagangan yang stabil antara Rusia dengan mitra-mitranya adalah menghindari mata uang yang berubah menjadi toksik, terutama dolar AS dan euro,” kata Pankin.

Baca Juga: Rusia Umumkan Hentikan Total Pasokan Gas ke Eropa selama Tiga Hari karena Perawatan Rutin

Lebih lanjut, diplomat Moskow itu menyatakan bahwa pihaknya akan memakai rubel sebagai alternatif transaksi dengan mitra internasional.

Pankin mengklaim Barat menggunakan privilese dalam sistem finansial global untuk menekan negara lain. 

Di lain sisi, ia mengaku berbesar hati menyaksikan banyak negara mempertimbangkan proses de-dolarisasi dalam aktivitas ekonomi internasional untuk “memastikan kedaulatan.”

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : TASS


TERBARU