AS Sebut China Berlebihan soal Taiwan, Minta Beijing Tak Jadi Agen Ketidakstabilan
Kompas dunia | 20 Agustus 2022, 08:59 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menyebut China bereaksi berlebihan atas kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Hal itu diungkapkan Duta Besar China Nicholas Burns dalam wawancara TV pertamanya sejak menjabat di Beijing enam bulan lalu.
Burns menegaskan China harus meyakinkan dunia bahwa mereka bukan agen ketidakstabilan dan akan bersikap penuh perdamaian di Selat Taiwan.
Pernyataan Burns itu mengomentari cara China merespons kedatangan Pelosi dengan menggelar latihan militer yang ekstensif dan mengepung Taiwan.
Baca Juga: Kabar Kehadiran Xi Jinping di KTT G20 Ditunggu, Kemlu China Minta Media Bersabar
China juga kemudian mengangguhkan komunikasi diplomatik utama dengan AS.
“Kami merasa seharusnya tak ada krisis pada hubungan China dan AS setelah kunjungan itu, sebuah kunjungan damai dari Ketua DPR ke Taiwan,” kata Burns, Jumat (19/8/2022), dilansir dari CNN.
“Itu adalah krisis yang dibuat oleh pemerintah di Beijing. Itu adalah reaksi yang berlebihan,” tambahnya.
Sang duta besar pun menegas bahwa Beijing perlu meyakinkan seluruh dunia bahwa mereka akan bertindak damai di masa depan.
“Saya pikir ada banyak kekhawatiran di seluruh dunia bahwa China kini telah menjadi agen ketidakstabilan di Selat Taiwan dan itu bukan untuk kepentingan siapa pun,” tuturnya.
Burns yang merupakan mantan duta besar AS untuk NATO, tiba di Beijing pada Maret lalu.
Baca Juga: China Ngamuk Gegara AS dan Taiwan Bakal Perbarui Kerja Sama Perdagangan, Ancam akan Picu Perang
Kedatangannya disebut untuk melakukan apa yang bisa dibilang sebagai posisi diplomatik penting AS, yang menavigasi hubungan AS dan China yang sudah tegang.
Kedua negara tengah berada dalam hubungan diplomatik dengan tensi tinggi terkait masalah hak asasi manusia China dan praktik perdagangan serta ekspansi militer di Laut China Selatan.
Taiwan juga menjadi salah satu masalah terbesar kedua negara, mengingat China menganggap pulau tersebut merupakan bagian dari mereka.
Sedangkan AS meski mengikuti kebijakan “Satu China”, tetap memberikan segala macam dukungan kepada Taiwan yang merupakan mitra perdagangan mereka.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : CNN