> >

Fakta Menarik PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat, Terbesar se-Asia Tenggara

Kompas dunia | 18 Agustus 2022, 11:32 WIB
PLTS Cirata di Jawa Barat, diklaim sebagai pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara. (Sumber: Kementerian ESDM)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Asia Tenggara, PLTS Cirata, yang ditargetkan beroperasi mulai akhir 2022.

Pembakit listrik dengan konsep green energi ini berada di atas Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. Adapun proyek ini disebut bisa memproduksi listrik berkapasitas 145 Mega Watt AC.

Berikut sejumlah fakta menarik mengenai PLTS Cirata:

Dibangun oleh pengembang dari Uni Emirat Arab (UEA)

Pembangunan PLTS Cirata dikerjakan oleh Masdar, salah satu perusahaan sektor energi terbarukan milik pemerintah UEA. Hal ini dijelaskan via laman resmi Masdar.

"Pada Januari 2020, Masdar mengumumkan telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan listrik milik Indonesia, untuk pembangkit fotovoltaik surya terapung (FPV) pertama di sana," terang Masdar.

Dalam keterangan itu, Masdar menjelaskan bahwa PLTS Cirata memiliki luas 250 hektar, di atas waduk Cirata yang memiliki luas total 6.200 hektar.

Dijelaskan pula bahwa kesepakatan ini merupakan proyek pertama Masdar dalam menggarap PLTS terapung.

Baca Juga: ADB: Big Data Bisa Hasilkan Lebih dari 100 Miliar Dolar di ASEAN, Termasuk Indonesia

Pangkas 214.000 Ton Emisi Karbon

Proyek PLTS Cirata merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Tertuang pada dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), tindak lanjut dari Paris Agreement 2015, Indonesia berkomitmen memangkas emisi karbon dengan upaya sendiri sebesar 29 persen pada 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional.

Oleh Zulkifli, apabila sudah beroperasi, PLTS Cirata diperkirakan bisa memangkas 214.000 ton emisi karbon per tahun. 

Sementara dalam keterangan di laman resmi Masdar, PLTS Cirata diklaim menghemat 40 persen bahan bakar operasional, dibanding pembangkit listrik tenaga diesel.

Baca Juga: Bank Indonesia Luncurkan Uang Rupiah Baru, Berikut Cara Penukarannya

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU