> >

Jerman Kecam Keras Pernyataan PM Palestina tentang Holocaust saat Konferensi Pers bersama PM Jerman

Kompas dunia | 17 Agustus 2022, 23:00 WIB
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) hari Rabu (17/8/2022) mengatakan dirinya merasa jijik dengan pernyataan keterlaluan yang dibuat oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Berlin, menuduh Israel melakukan 50 Holocaust terhadap warga Palestina selama bertahun-tahun. (Sumber: Wolfgang Kumm/dpa via AP)

BERLIN, KOMPAS.TV — Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dirinya merasa "jijik dengan pernyataan keterlaluan" yang dibuat oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Berlin, menuduh Israel melakukan "50 Holocaust" terhadap warga Palestina selama bertahun-tahun.

Seperti laporan Associated Press, Rabu (17/8/2022), pernyataan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Twitter muncul sehari setelah Abbas menolak mengutuk serangan mematikan oleh milisi Palestina terhadap atlet Israel di Olimpiade Munich 1972.

Sebaliknya, Abbas membalas dengan mengatakan dia bisa menunjuk ke "50 Holocausts" oleh Israel.

"Saya muak dengan pernyataan keterlaluan yang dibuat oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas," kata Scholz.

"Bagi kami orang Jerman khususnya, setiap relativisasi singularitas Holocaust tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diterima. Saya mengutuk setiap upaya untuk menyangkal kejahatan Holocaust."

Scholz dikritik di Jerman maupun Israel karena tidak segera menolak komentar Abbas pada konferensi pers yang diadakan bersamanya pada Selasa malam di Kantor Kanselir.

Seorang juru bicara Scholz mengatakan kepada wartawan bahwa kantornya telah memanggil kepala misi Palestina di Berlin pada hari Rabu.

Baca Juga: Kanselir Jerman Tolak Usul Larangan Visa bagi Warga Rusia: Ini Bukan Perang Lawan Rakyat Rusia

Dua anak Palestina yang dirawat intensif dari serangan Israel ke Gaza. Olaf Scholz hari Rabu, (17/8/2022) mengatakan dirinya merasa jijik dengan pernyataan keterlaluan yang dibuat oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Berlin, menuduh Israel melakukan 50 Holocaust terhadap warga Palestina selama bertahun-tahun. (Sumber: AP Photo/Mahmoud Illean)

Penasihat kebijakan luar negeri dan keamanan kanselir menyampaikan bahwa Scholz mengharapkan Presiden Palestina "mengakui singularitas Holocaust tanpa kualifikasi apa pun," kata Steffen Hebestreit.

"Kesalahannya kemarin memberikan bayangan gelap atas hubungan Jerman dengan Otoritas Palestina," kata Hebestreit, merujuk pada komentar Abbas.

Dia menambahkan, Scholz berencana menelepon Perdana Menteri Israel Lapid pada hari Kamis untuk dapat berbicara langsung dengannya tentang insiden tersebut.

Berdiri di sebelah Scholz pada konferensi pers hari Selasa, Abbas secara eksplisit menggunakan kata "Holocausts" dalam jawabannya, menarik seringai dari Kanselir Jerman.

Jerman lama berpendapat bahwa istilah itu seharusnya hanya digunakan untuk menggambarkan kejahatan tunggal Nazi yang membunuh 6 juta orang Yahudi sebelum dan selama Perang Dunia II.

Sementara Scholz sebelumnya menolak deskripsi pemimpin Palestina tentang perlakuan Israel terhadap Palestina sebagai "apartheid", dia tidak segera menegur Abbas karena menggunakan istilah "Holocaust."

Abbas mengatakan "dari tahun 1947 hingga hari ini, Israel melakukan 50 pembantaian di 50 desa Palestina."

"Lima puluh pembantaian. Lima puluh Holocaust," tambah Abbas.

Selama Reich Ketiga, Jerman dan kaki tangannya membunuh 6 juta orang Yahudi di seluruh Eropa.

Baca Juga: Presiden Prancis Kecam Pendahulunya yang Antiyahudi dalam Peringatan 80 Tahun Holocaust

Para anggota Naturei Karta, kelompok Yahudi ortodoks yang menentang Zionisme dan negara Israel, berunjuk rasa di lingkungan Yahudi Ortodoks Mea Sharim di Yerusalem pada 7 Januari 2009. Mereka menyerukan penghentian operasi militer Israel di Jalur Gaza. (Sumber: AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Hari Rabu, Abbas tampaknya menarik kembali komentarnya.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, kantornya mengatakan, "Presiden Mahmoud Abbas menegaskan kembali bahwa Holocaust adalah kejahatan paling keji dalam sejarah manusia modern."

Pernyataan itu menekankan bahwa "jawabannya tidak dimaksudkan untuk menyangkal singularitas Holocaust yang terjadi pada abad terakhir, dan mengutuknya dengan keras."

Pernyataan Abbas mengundang kecaman keras oleh para pemimpin di seluruh spektrum politik Israel.

Perdana Menteri Yair Lapid menyebut komentar itu sebagai "tidak hanya aib moral, tetapi juga kebohongan yang mengerikan."

Dani Dayan, ketua Pusat Peringatan Holocaust Dunia Yad Vashem, menyebut pernyataan Abbas tentang Holocaust "mengerikan" dan mendesak pemerintah Jerman untuk menanggapi "perilaku tak termaafkan yang dilakukan di dalam Kanselir Federal."

Baca Juga: Miris, Jerman Catat 2.700 Tindakan Rasis Anti-Yahudi pada 2021, Hampir 8 Kejadian Setiap Hari

Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis adalah tanah yang disucikan oleh tiga agama samawi, yaitu Yahudi dan Kristen. Nabi Musa diutus untuk mendakwah kepada kaum Yahudi. (Sumber: Unsplash/Sander Crombach)

Pernyataan itu muncul beberapa minggu sebelum peringatan yang direncanakan untuk peringatan 50 tahun serangan Munich, di mana gerilyawan Palestina membunuh 11 anggota tim Olimpiade Israel.

Kerabat para atlet Israel yang terbunuh mengatakan mereka berencana untuk memboikot upacara tersebut setelah gagal mencapai kesepakatan tentang kompensasi yang lebih besar dari pemerintah Jerman.

Kelompok Yahudi terkemuka Jerman juga mengkritik tajam komentar tersebut dan menyatakan keterkejutannya bahwa Scholz tidak segera menyangkal komentar Abbas.

Abbas "menginjak-injak ingatan enam juta orang Yahudi yang terbunuh dan merusak ingatan semua korban Holocaust," kata Josef Schuster, kepala Dewan Pusat Yahudi di Jerman.

"Pernyataan seperti itu tidak bisa dibiarkan tanpa komentar. Bahwa relativisasi Holocaust, terutama di Jerman, pada konferensi pers di Kanselir Federal, tidak tertandingi, saya anggap memalukan."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU