Kian Mesra, Putin dan Kim Jong-Un Saling Kirim Surat, Ini yang Dibicarakan
Kompas dunia | 15 Agustus 2022, 13:39 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Hubungan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kian mesra, dengan saling kirim surat.
Pada suratnya, Putin mengatakan bahwa Rusia akan memperluas hubungan bilateral kedua negara yang komprehensif dan konstruktif.
Dikutip dari BBC, Senin (15/8/2022), di surat yang dikirim pada Hari Pembebasan Pyongyang, Putin mengatakan langkah ini dilakukan demi kebaikan kedua negara.
Sedangkan pada suratnya, Kim Jong-un menegaskan persahabatan kedua negara mulai terbentuk sejak menang atas Jepang di Perang Dunia II.
Baca Juga: Korea Utara Serang Nancy Pelosi: Ia Penghancur Terburuk bagi Perdamaian dan Stabilitas Internasional
Ia juga menambahkan persahabatan mereka akan menjadi lebih kuat.
Berdasarkan laporan dari kantor berita Korea Utara, KCNA, Putin menegaskan hubungan bilateral yang diperluas akan sesuai dengan kepentingan kedua negara.
Kim dalam suratnya mengatakan pershabatan Rusia dan Korea Utara yang ditempa dalam perang anti-Jepang telah dikonsolidasikan dan dikembangkan dari abad kea bad.
Media itu juga menambahkan, kerja sama strategi dan taktis, dukungan serta solidaritas antara kedua negara telah ditempatkan dalam tingkatan tinggi yang baru.
Hal itu berdasarkan kesamaan untuk membuat frustasi ancaman militer dan provokasi pasukan musuh.
Pyongyang sendiri tak mengungkapkan kekuatan musuh yang dimaksudkan.
Tetapi istilah itu kerap digunakan Korea Utara kepada AS dan sekutunya.
Baca Juga: Rusia Bantah Kim Jong-Un Bakal Kirim 100.000 Tentara Korea Utara ke Ukraina: Itu Cerita Palsu
Saat Rusia masih merupakan Uni Sovyet, mereka merupakan sekutu utama Korea Utara.
Menawarkan kerja sama ekonomi, pertukaran budaya dan juga bantuan.
Tetapi hubungan mereka memburuk sejak Uni Sovyet runtuh, meski kemudian kembali membaik setelah Rusia kerap diasingkan dari Barat pada awal 2000-an.
Korea Utara pun menjadi salah satu negara yang secara resmi mengakui kemerdekaan dan kedaulatan wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : BBC