Kapal Pembawa Biji-bijian Mulai Keluar Masuk Ukraina, Salah Satunya Menuju Ethiopia
Krisis rusia ukraina | 13 Agustus 2022, 01:05 WIBISTANBUL, KOMPAS.TV - Dua kapal tambahan yang mengangkut gandum dan jagung berangkat dari pelabuhan Ukraina. Pengiriman itu di bawah kesepakatan untuk membuka blokade ekspor gandum Ukraina, kata Kementerian Pertahanan Nasional Turki seperti laporan Anadolu, Jumat (12/8/2022).
Kapal Sormovsky berbendera Belize membawa 3.050 ton gandum meninggalkan pelabuhan Chornomorsk menuju Tekirdag, barat laut Turki.
Kapal lainnya, Star Laura berbendera Kepulauan Marshal, berlayar dari pelabuhan Yuzhny dengan membawa 60.000 ton jagung ke Iran.
Sementara itu Associated Press, Jumat (12/8/2022), melaporkan sebuah kapal mendekati Ukraina pada hari Jumat untuk mengambil gandum bagi orang-orang lapar di Ethiopia, dalam pengiriman makanan pertama ke Afrika di bawah rencana yang ditengahi PBB untuk membuka blokir gandum yang terperangkap oleh perang Rusia dan Ukraina, membawa bantuan ke jutaan di seluruh dunia di ambang kelaparan.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengumumkan pengiriman pertama oleh Program Pangan Dunia PBB, WFP, untuk bantuan kemanusiaan untuk Afrika akan segera dimuat dan kemudian berangkat membawa gandum ke Ethiopia.
Selama berbulan-bulan, pertempuran di Ukraina dan blokade Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina membuat biji-bijian yang diproduksi di Ukraina, salah satu lumbung utama dunia, menumpuk di silo.
Hal itu membuat harga pangan dunia melambung tinggi dan menyebabkan kelaparan di Afrika, Timur Tengah, dan sebagian Asia seperti dilansir Associated Press, Jumat (12/8/2022).
Baca Juga: 10 Negara Penghasil Gandum Terbesar di Dunia, Indonesia Impor 5 di antaranya
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa kapal yang membawa gandum telah meninggalkan pelabuhan Ukraina di bawah kesepakatan baru, tetapi sebagian besar pengiriman adalah pakan ternak dan pergi ke Turki atau Eropa Barat berdasarkan kontrak sebelumnya.
Pada sore hari, MarineTraffic, sebuah situs pelacakan, menunjukkan kapal itu menuju ke selatan Ukraina.
Kapal bernama Brave Commander diharapkan membawa lebih dari 23.000 metrik ton, menurut Kementerian Infrastruktur Ukraina - hanya sebagian kecil dari 20 juta ton biji-bijian yang mendekam sekarang di Ukraina. Kapal itu diperkirakan akan berlabuh di negara Tanduk Afrika Djibouti.
Ethiopia, bersama dengan tetangga Somalia dan Kenya, menghadapi kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir di Tanduk Afrika.
Ribuan orang di seluruh wilayah meninggal karena kelaparan atau sakit tahun ini. Prakiraan untuk minggu-minggu mendatang menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya, musim hujan kelima berturut-turut akan gagal terwujud.
Jutaan ternak, basis kekayaan dan ketahanan pangan banyak keluarga, telah mati.
"Jutaan rumah tangga akan berjuang untuk mengatasi guncangan ini di Ethiopia," menurut penilaian baru oleh Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan.
Baca Juga: Rusia Kian Dikecam usai Dituduh Serang Pelabuhan Odessa setelah Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina
"Kebutuhan bantuan makanan berada pada tingkat rekor, di mana hingga 15 juta orang membutuhkan bantuan makanan," kata lembaga tersebut.
Sementara satu pengiriman tidak akan menyelesaikan krisis, Program Pangan Dunia masih menggembar-gemborkannya sebagai "langkah penting" dalam membawa gandum Ukraina keluar dari negara itu ke negara-negara yang paling parah terkena dampak.
Pejabat Ethiopia tidak menanggapi permintaan komentar.
Pada 22 Juli 2022, Rusia dan Ukraina yang ditengahi oleh Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, menandatangani kesepakatan di Istanbul untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam guna melanjutkan ekspor gandum yang sempat macet akibat perang Ukraina-Rusia.
Untuk mengawasi proses tersebut, Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul resmi beroperasi pada 27 Juli 2022.
Pusat koordinasi itu dijalankan oleh perwakilan dari tiga negara dan PBB untuk memungkinkan pengangkutan bahan makanan dan pupuk komersial dengan menggunakan kapal dagang.
Kapal pertama berangkat dari Pelabuhan Odessa di Ukraina menuju Tripoli di Libanon pada 1 Agustus lalu. Kapal tersebut membawa 26.527 ton jagung.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Anadolu/Associated Press