Amnesty International Tetap Berpegang pada Temuan soal Ukraina, namun Minta Maaf Sudah Bikin Marah
Kompas dunia | 8 Agustus 2022, 00:05 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Amnesty International meminta maaf atas "kesedihan dan kemarahan" terkait laporan yang menuduh militer Ukraina membahayakan warga sipil saat pertempuran dengan pasukan Rusia.
Kelompok hak asasi manusia itu menerbitkan laporan pada hari Kamis (4/8/2022), dengan mengatakan pasukan Ukraina yang sengaja digelar di daerah pemukiman meningkatkan risiko bagi warga sipil selama serangan pasukan Rusia.
Laporan itu membuat marah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan memicu pengunduran diri kepala kantor Amnesty International di Kiev.
"Amnesty International sangat menyesalkan tekanan dan kemarahan yang disebabkan oleh siaran pers kami tentang taktik pertempuran militer Ukraina," katanya dalam email seperti dikutip oleh Straits Times, Minggu (7/8/2022).
"Prioritas Amnesty International dalam hal ini dan dalam konflik apa pun adalah memastikan bahwa warga sipil dilindungi. Tentu, ini adalah satu-satunya tujuan kami ketika merilis penelitian terbaru ini. Sementara kami sepenuhnya teguh pada temuan kami, kami menyesali rasa sakit yang ditimbulkan."
Zelensky menuduh kelompok itu mencoba mengalihkan tanggung jawab dari agresi Rusia.
Baca Juga: Ketua Amnesty International Ukraina Mundur Menyusul Laporan Pelanggaran Hukum Perang Tentara Ukraina
Kepala Amnesty Ukraina Oksana Pokalchuk yang memutuskan mundur, mengatakan laporan itu adalah hadiah propaganda untuk Moskow.
Sementara pejabat Ukraina mengatakan mereka mencoba mengevakuasi warga sipil dari daerah garis depan.
Rusia, yang menyangkal menargetkan warga sipil, belum mengomentari laporan tersebut.
Dalam emailnya pada hari Minggu, Amnesty mengatakan mereka menemukan keberadaan pasukan Ukraina di sebelah tempat tinggal warga sipil di 19 kota dan desa yang dikunjungi. Keberadaan pasukan membuat warga sipil berisiko terkena tembakan Rusia.
"Ini tidak berarti bahwa Amnesty International menganggap pasukan Ukraina bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan Rusia, atau militer Ukraina tidak mengambil tindakan pencegahan yang memadai di tempat lain di negara itu," katanya.
"Kami harus sangat jelas, Tidak ada yang kami dokumentasikan yang dilakukan pasukan Ukraina dengan cara apa pun yang membenarkan pelanggaran Rusia."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times