Spanyol Berjuang Tangani Cacar Monyet, Sebut Lacak Kontak Sensitif karena Ungkap Pasangan Seksual
Kompas dunia | 6 Agustus 2022, 06:50 WIBBARCELONA, KOMPAS.TV – Otoritas kesehatan Spanyol tengah berjuang menangani wabah monkeypox atau cacar monyet yang telah menelan korban jiwa dua orang lelaki muda. Keduanya dilaporkan meninggal dengan encephalitis atau pembengkakan otak, yang bisa disebabkan oleh sejumlah virus. Padahal, kebanyakan kasus cacar monyet hanya menyebabkan gejala ringan.
Para ahli kesehatan menekankan, secara teknis, ini bukanlah penyakit menular seksual, meskipun penyakit itu terutama menyebar melalui hubungan seks di antara lelaki gay dan biseksual, yang angka kasusnya mencapai hingga 98 persen kasus di Afrika. Virus penyakit ini bisa menulari siapa pun yang berkontak fisik secara dekat dengan orang yang terpapar, pakaian, atau sprei mereka.
Baca Juga: Tentang Cacar Monyet, Sejak Awal di Afrika hingga Status Darurat Global oleh WHO Saat Ini
Spanyol telah mendistribusikan 5.000 dosis vaksin cacar monyet ke klinik-klinik kesehatan. Kementerian Kesehatan Spanyol menyebut, 7.000 dosis vaksin lainnya dari Uni Eropa diharapkan tiba dalam beberapa hari ke depan.
Demi memastikan mereka yang rentan menerima vaksin, kelompok komunitas dan asosiasi kesehatan seksual yang menyasar lelaki gay, biseksual, dan transgender, bergerak cepat.
Di Barcelona, BCN Checkpoint yang berfokus mencegah HIV/AIDS di kalangan komunitas gay dan transgender, kini mengontak mereka yang rentan dan menawarkan satu dosis vaksin cacar monyet.
Pep Coll, direktur medis BCN Checkpoint menyebut, pemberian vaksin difokuskan pada mereka yang sudah riskan terpapar HIV dan tengah dalam treatment pencegahan, lelaki dengan banyak pasangan seksual, dan mereka yang melakukan ‘chemsex’ atau seks dengan menggunakan narkoba, dan mereka dengan respons imun lemah.
Baca Juga: WHO Deklarasikan Darurat Global Cacar Monyet Usai Mewabah di Lebih 70 Negara
Serupa dengan pandemi Covid-19, pelacakan kontak untuk mengidentifikasi mereka yang tertular sangat penting. Namun, jika Covid-19 menyebar ke siapa pun melalui udara, kontak fisik dekat yang jadi media penularan cacar monyet membuat sejumlah orang ragu untuk berbagi informasi.
“Kami menerima banyak kasus baru, dan dimungkinkan akan ada lebih banyak kematian. Mengapa? Karena pelacakan kontak cacar monyet sangat rumit, karena bisa menjadi isu sensitif bagi seseorang untuk mengungkap partner seksual mereka,” ujar Amos Garcis, epidemiologis dan presiden Asosiasi Vaksinologi Spanyol, dikutip dari Associated Press, Jumat (5/8/2022).
Sebagian besar kasus terjadi pada lelaki yang melakukan hubungan seksual dengan lelaki, dan perempuan hanya menempati persentase 5 persen.
Sejauh ini, Spanyol telah melaporkan 4.577 kasus cacar monyet terkonfirmasi dalam tiga bulan sejak wabah dimulai. Wabah monkeypox itu dilaporkan terkait dengan dua pesta semalam suntuk di Eropa, yang disebut para ahli tampaknya menjadi ajang penyebaran virus melalui seks.
Satu-satunya negara dengan angka penularan yang lebih tinggi dari Spanyol adalah Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu telah melaporkan 7.100 kasus cacar monyet.
Baca Juga: Amerika Serikat Deklarasikan Keadaan Darurat Kesehatan Cacar Monyet
Secara keseluruhan, wabah cacar monyet menyebabkan lebih dari 26.000 kasus di hampir 90 negara sejak Mei 2022. Tercatat 103 kematian suspek cacar monyet di Afrika, sebagian besar di Nigeria dan Kongo. Di dua negara Afrika ini, wabah cacar monyet yang menyebar disebut lebih mematikan ketimbang yang menyebar di Barat.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press