Ketua DPR AS Nancy Pelosi: Komitmen AS Terhadap Demokrasi Sangat Kuat
Kompas dunia | 4 Agustus 2022, 06:13 WIBTAIPEI, KOMPAS.TV – Kunjungan Ketua Parlemen Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan memicu kemarahan China. Kunjungan tersebut berakhir pada Rabu (3/8/2022) dengan janji bahwa komitmen AS terhadap demokrasi di Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sangat kuat.
Pelosi merupakan Ketua Parlemen AS pertama yang berkunjung ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir. Kunjungan ini ditanggapi China dengan mengumumkan dilakukannya Latihan militer di dekat wilayah Taiwan.
Setelah berkunjung ke Taiwan, dia dijadwalkan akan mengunjungi Korea Selatan. Keberangkatan ke Korea Selatan terjadi hanya sehari sebelum China dijadwalkan meluncurkan manuver terbesarnya dalam seperempat abad terakhir, yang ditujukan ke Taiwan.
Sebelum pergi, Pelosi yang tenang namun tegas mengulangi pernyataan sebelumnya tentang dunia yang menghadapi pilihan antara demokrasi dan otokrasi.
Baca Juga: Siapa Pelosi, Apa Misinya ke Taiwan dan Mengapa China Sampai Ancam dengan Operasi Militer?
“Tekad Amerika untuk melestarikan demokrasi, di sini, di Taiwan dan di seluruh dunia, tetap kuat,” katanya dalam pidato singkat saat pertemuan dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
China yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya marah atas kunjungan Pelosi. Pemerintahan Biden, dan Pelosi, telah mengatakan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen pada kebijakan “one China policy” atau kebijakan satu China. AS mengakui pemerintahan Beijing, tetapi mengizinkan hubungan informal dan hubungan pertahanan dengan Taipei.
Namun demikian, China mengeluarkan serangkaian pernyataan keras setelah delegasi Amerika mendarat di ibu kota Taiwan, Taipei.
Baca Juga: Korea Utara ikut Kecam Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan
Presiden Taiwan Tsai dengan tegas menentang latihan militer Beijing, yang akan memasuki perairan Taiwan.
“Menghadapi ancaman militer yang sengaja ditingkatkan, Taiwan tidak akan mundur,” kata Tsai dalam pertemuannya dengan Pelosi. “Kami akan tegas menegakkan kedaulatan bangsa kami dan terus memegang garis pertahanan demokrasi,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Latihan militer China yang akan dimulai Kamis hari ini akan melibatkan tembakan langsung dan akan menjadi latihan terbesar yang ditujukan ke Taiwan sejak 1995. Saat itu, China menembakkan rudal dalam latihan skala besar untuk menunjukkan ketidaksenangannya atas kunjungan Presiden Taiwan saat itu Lee Teng-hui ke AS
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press