> >

Pemimpin Al-Qaeda Tewas: Arab Saudi Senang, Afghanistan Berang Anggap AS Khianati Perjanjian

Kompas dunia | 2 Agustus 2022, 14:44 WIB
Pemimpin Al-Qaeda pengganti Osama bin Laden, Ayman al-Zawahiri, tewas dalam serangan drone Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan pada 30 Juli 2022. (Sumber: Al Sahab)

KABUL, KOMPAS.TV - Arab Saudi dan Afghanistan pada Selasa (2/8/2022) mengeluarkan respons berbeda atas laporan tewasnya Ayman Al-Zawahiri, pemimpin Al-Qaeda sekaligus otak serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS).

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi menyambut baik tindakan AS yang membunuh Al-Zahwari.

"Al-Zawahiri merupakan salah satu pemimpin teroris yang memimpin sejumlah operasi di AS dan Arab Saudi," tulis Kemlu Arab Saudi di Twitter, Selasa.

"Al-Zawahiri telah merencanakan operasi teroris yang menewaskan ribuan orang yang tidak bersalah, termasuk warga Saudi," lanjut pernyataan itu.

Di sisi lain, pemerintah Afghanistan di bawah kendali Taliban mengaku berang dan menganggap AS telah berkhianat.

Zabihullah, juru bicara pemerintahan, awalnya mengatakan mereka tak tahu akan serangan itu, kemudian melalui badan intelijen menemukan fakta bahwa pelakunya adalah AS.

"Afghanistan mengutuk keras serangan ini dengan dalih apa pun dan menyebutnya sebagai pelanggaran yang jelas terhadap prinsip-prinsip internasional dan Perjanjian Doha," kata Zabihullah via Twitter.

Perjanjian Doha merupakan kesepakatan damai antara AS dan Taliban yang ditandatangani pada 29 Februari 2020 lalu.

Kesepakatan dalam perjanjian itu termasuk penarikan seluruh pasukan AS dan NATO dari Afganistan.

"Tindakan tersebut (serangan di Kabul - red) merupakan pengulangan dari pengalaman kegagalan selama 20 tahun terakhir," tandas Zabihullah.

Baca Juga: AS Klaim Bunuh Al-Zawahiri, Pemimpin Al-Qaeda Otak Serangan 11 September

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden pada Senin (1/8) mengonfirmasi bahwa AS telah membunuh pimpinan Al-Qaeda itu pada 30 Juli 2022 di Kabul, Afghanistan.

Zawahiri dilaporkan tewas dalam serangan drone milik tentara AS.

“Setelah tanpa henti mencari Zawahiri selama bertahun-tahun di bawah Presiden Bush, Obama dan Trump, komunitas intelijen kami menemukan Zawahiri awal tahun ini,” kata Biden.

Baca Juga: Putin Surati Negara-Negara yang Sedang Bahas Senjata Nuklir, Begini Isinya

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU