Kembar Siam Asal Brazil Akhirnya Berhasil Dipisahkan, Pakai Bantuan Teknologi Realitas Virtual
Kompas dunia | 2 Agustus 2022, 07:13 WIBRIO DE JANEIRO, KOMPAS.TV - Kembar siam yang lahir di Brazil dengan kepala dan otak yang menyatu telah dipisahkan dengan operasi yang menggunakan teknologi realitas virtual, Senin (1/8/2022). Dokter menggambarkan operasi ini yang paling kompleks dari kasus kembar siam lainnya.
Arthur dan Bernardo Lima lahir pada tahun 2018 di negara bagian Roraima di Brazil utara sebagai kembar kraniopagus, yaitu suatu kondisi yang sangat langka di mana tengkorak kepala mereka menyatu.
Mereka bertahan dalam kondisi kepala menyatu selama hampir empat tahun. Selama waktu itu pula, mereka menghabiskan sebagian besar hidup di rumah sakit Rio de Janeiro yang dilengkapi dengan tempat tidur khusus.
Kini anak kembar ini dapat saling menatap wajah masing-masing, setelah melalui sembilan operasi. Puncak dari operasi tersebut terjadi pada Senin, di mana tim dokter menghabiskan waktu selama 27 jam marathon untuk memisahkan mereka.
Baca Juga: Pemerintah Sumatera Utara Tanggung Seluruh Biaya Pemisahan Bayi Kembar Siam Ratih dan Ririn
Badan amal medis yang berbasis di London, Gemini Untwined, yang membantu melakukan prosedur tersebut, menggambarkannya sebagai pemisahan yang paling menantang dan kompleks hingga saat ini. Kesulitan juga dihadapi karena mereka berbagi beberapa pembuluh darah yang vital.
"Si kembar memiliki kondisi yang paling serius dan sulit, dengan risiko kematian tertinggi untuk keduanya," kata ahli bedah saraf Gabriel Mufarrej dari Institut Otak Negeri Paulo Niemeyer (IECPN) di Rio, tempat prosedur itu dilakukan.
"Kami sangat puas dengan hasilnya, karena tidak ada orang lain yang percaya pada operasi ini pada awalnya, tetapi kami selalu percaya bahwa ada peluang," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari France24.
Anggota tim medis, yang mencakup hampir 100 staf, bersiap untuk tahap akhir operasi yang rumit pada 7 dan 9 Juni lalu dengan bantuan realitas virtual, kata Gemini Untwined.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : France24