> >

Kapal Induk Terbaru India INS Vikrant Betot Perhatian China, Berbobot 45.000 Ton dan Panjang 262 M

Kompas dunia | 31 Juli 2022, 20:14 WIB
Kapal Induk canggih India, INS Vikrant, akan mulai beroperasi awal Agustus, menyusul serah terima dari galangan kapal Cochin kepada Angkatan Laut India, Kamis (28/7/2022). (Sumber: Naval News/India MOD).

BEIJING, KOMPAS.TV - Kerja keras India membuat kapal induk perdana buatan dalam negeri, INS Vikrant, membetot perhatian China yang menilai hal itu akan mendorong tumbuhnya kekuatan armada laut negara tetangganya itu.

Dilansir Global Times, Minggu (31/7/2022), INS Vikrant dibuat oleh perusahaan pembuat kapal India, Cochin Shipyard Limited.

Kapal Induk canggih India INS Vikrant akan mulai beroperasi awal Agustus, menyusul serah terima dari galangan kapal Cochin ke Angkatan Laut India hari Kamis, (28/7/2022).

Beberapa pengamat di China melihat kerja keras India dalam mengembangkan INS Vikrant menunjukkan ambisi dan tekad New Delhi untuk menjadi salah satu kekuatan maritim dunia.

Dengan adanya INS Vikrant, India memiliki dua gugus tempur kapal induk yang akan memberikan kontribusi besar terhadap seluruh kemampuan armada lautnya, kata pengamat militer China, Song Zhongping, seperti dilansir Global Times, Sabtu (30/7).

Menurut surat kabar China tersebut, selama 1999-2022, China telah membuat terobosan dengan meluncurkan tiga kapal induk. 

Laju India yang lambat dalam mengembangkan kapal induk asli pertamanya menunjukkan betapa sulit proses pembuatan kapal induk.

China dan India dalam mengembangkan kapal induknya memulai dari sumber yang sama, bekas Uni Soviet.

Baca Juga: Kapal Induk Canggih India INS Vikrant Mulai Beroperasi, Dilengkapi 30 Jet Tempur dan Rudal

Kapal Induk canggih India, INS Vikrant, akan mulai beroperasi awal Agustus, menyusul serah terima dari galangan kapal Cochin kepada Angkatan Laut India, Kamis (28/7/2022). (Sumber: India MOD)

INS Vikrant merupakan pengembangan dari Vikramaditya, kapal induk generasi kedua bekas Uni Soviet. Sementara kapal induk China, Liaoning, juga merupakan pembaruan dari Varyag, kapal induk generasi ketiga Uni Soviet.

Namun Liaoning lebih besar daripada Vikrant dari segi ukuran. Menurut Song, kemampuan tempur Liaoning melebihi INS Vikrant.

Song melihat India sebagai bagian penting dari kekuatan politik dan militer utama dunia sehingga tidak dapat dihindari negara itu akan menjadikan kapal induk sebagai bagian penting dari strategi pertahanannya.

Oleh karena itu, Song mengingatkan tekad dan ambisi India tidak boleh dipandang sebelah mata.

Dalam pengembangan kapal induk secara mandiri, dia mengakui China lebih unggul daripada India.

Baca Juga: Ini Keistimewaan Fujian, Kapal Induk Tercanggih China, Disebut Sekelas Kapal Induk Terbaru AS

Kapal induk China terbaru, Fujian, punya keistimewaan yang hanya bisa disaingi kapal induk terbaru AS, CVN Gerald R Ford. (Sumber: South China Morning Post)

"Untuk negara seperti India, yang belum pernah merancang kapal induk secara mandiri, Vikrant memberikan dasar-dasar teknis untuk Vishal, kapal induk bertenaga nuklir buatan sendiri yang telah direncanakan," kata Song.

Vikrant berbobot 45.000 ton dengan panjang 262 meter, dan mampu bergerak dengan kecepatan maksimum 28 knot.

Sementara Vikramaditya yang saat ini masih aktif digunakan Angkatan Laut India juga memiliki berat 45.000 ton dan dibeli dari Rusia pada 2004.

Dalam program pengembangan yang menggunakan 76 persen kandungan dalam negeri India itu, Vikrant telah menghabiskan biaya 3,13 miliar dolar AS atau sekitar Rp46,73 triliun, belum menghitung jet tempur dan kemampuan gempur lainnya, demikian dilaporkan media India.

Sementara itu, China sampai saat ini sudah mengoperasikan tiga kapal induknya yang juga dikembangkan secara mandiri, yakni Liaoning, Shandong, dan yang terbaru, Fujian.

"Proses pengembangan kapal induk India penuh liku, termasuk ketidakstabilan kebijakan. Hal ini menyebabkan perubahan dalam pemikiran desain, ketidakstabilan dalam pendanaan, dan kurangnya kontinuitas dalam proses manufaktur," kata Zhang Zhaozhong, pakar militer di Universitas Pertahanan Nasional China yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Antara/Global Times


TERBARU