Laut Baltik Didominasi NATO, Pejabat Keamanan Rusia Ini Peringatkan Konsekuensi Negatif
Kompas dunia | 29 Juli 2022, 04:40 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan “konsekuensi negatif” atas aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO. Dengan aksesi tersebut, Medvedev mengeklaim bahwa kawasan Baltik sekarang sudah “didominasi” aliansi pertahanan Barat itu.
Hal tersebut disampaikan Medvedev usai menghadiri pertemuan yang membahas situasi keamanan di perbatasan barat laut Rusia, Kamis (28/7/2022).
Mantan presiden Rusia itu menyebut bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO justru memperburuk situasi keamanan di baltik.
“Secara umum, ini (aksesi Swedia-Finlandia ke NATO) jelas memperburuk situasi keamanan di kawasan Baltik. Pasalnya, Laut Baltik menjadi lautan tempat negara-negara NATO mendominasi,” kata Medevdev dikutip TASS.
Baca Juga: Dmitry Medvedev: Rusia Menjadi Target Senjata Nuklir NATO, Moskow Tak Boleh Diam, Harus Membalas
Laut Baltik sendiri merupakan perairan di lepas pantai Estonia, Latvia, Lithuania, Swedia, Finlandia, dan tiga negara lain. Negara-negara itu terletak di seberang perbatasan barat laut Rusia.
“Ini (aksesi Swedia-Finlandia ke NATO) menciptakan situasi, bagi Karelia (subjek federal Rusia di barat laut) yang berbatasan dengan Finlandia, menjadi perbatasan Federasi Rusia dengan NATO. Dan sejumlah konsekuensi negatif akan muncul dari sini,” kata Medvedev.
Sekutu Vladimir Putin itu menuduh keputusan Swedia dan Finlandia dipengaruhi oleh NATO dan Amerika Serikat (AS). Kedua negara Skandinavia tersebut sebelumnya menganut netralitas.
“Kami paham bagaimana kebijakan ini dibuat, histeria apa yang terlibat, dan bagaimana kerangka pikir dua negara ini (Swedia dan Finlandia) dipengaruhi dari seberang lautan (AS) dan dari Brussel (markas NATO),” kata Medvedev.
“Jelas bahwa sebagai hasil dari kebijakan tersebut, doktrin Paasikivi-Kekkonen yang terkenal, sejauh yang diperhatikan Finalndia, dan juga sehubungan dengan netralitas Swedia, tengah direvisi,” pungkasnya.
Doktrin Paasikivi-Kekkonen sendiri adalah haluan kebijakan luar negeri Finlandia yang ditujukan untuk menjaga hubungan bersahabat dan sama-sama menguntungkan dengan Uni Soviet. Doktrin ini dinamai berdasarkan dua presiden Finlandia pasca-Perang Dunia Kedua, yakni Juho Kusti Paasikivi dan Urho Kekkonen.
Baca Juga: Putin Simpan Kekuatan Militer dan Kemampuan Tembakan Udara Rusia, Diduga buat Serang NATO
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : TASS