> >

Menteri Kesetaraan Gender Jepang Seiko Noda: Di Jepang Perempuan Diremehkan

Kompas dunia | 27 Juli 2022, 13:38 WIB
Menteri Kesetaraan Gender dan Masalah Anak-anak Jepang, Seiko Noda, menunjukkan data kelahiran di negaranya. (Sumber: AP)

TOKYO, KOMPAS.TV - Menteri Kesetaraan Gender dan Masalah Anak-anak Jepang, Seiko Noda, menyebut perempuan di negaranya telah diremehkan.

Dalam wawancara bersama Associated Press (AP) yang terbit pada Rabu (27/7/2022), Seiko menyebut tindakan itu mengancam masa depan Jepang.

"Di Jepang, perempuan diremehkan dalam banyak hal. Saya hanya ingin perempuan sejajar dengan laki-laki, tetapi kami belum sampai di sana," kata Seiko, satu dari dua perempuan Jepang yang menjabat posisi menteri.

Ia lantas menyebut krisis kelahiran yang terjadi di negaranya baru-baru ini merupakan bentuk "ketidakpedulian dan ketidaktahuan" parlemen Jepang yang didominasi laki-laki.

Jumlah bayi baru yang lahir di Jepang pada 2021 mencapai rekor terendah yakni 810.000 kelahiran, turun dari 2,7 juta kelahiran tepat setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Baca Juga: Bertemu PM Jepang Kishida, Jokowi Sampaikan Dukacita untuk Shinzo Abe

Seiko menyebut Jepang tidak akan memiliki cukup tentara, polisi, atau petugas pemadam kebakaran dalam beberapa dekade ke depan, jika krisis angka kelahiran terus berlanjut.

"Orang-orang mengatakan bahwa anak-anak adalah harta nasional. Mereka mengatakan bahwa perempuan penting untuk kesetaraan gender, tapi mereka hanya omong kosong," ujarnya menerangkan.

"Politik Jepang tidak akan bergerak kecuali masalah anak-anak dan perempuan terlihat," lanjut Seiko.

Seiko menyadari ada berbagai alasan untuk tingkat kelahiran yang rendah, seperti bias gender yang terus-menerus berlangsng dan penurunan populasi di Jepang. 

"Tetapi berada di parlemen, saya merasa bahwa ada ketidakpedulian dan ketidaktahuan tentang masalah ini," tegas dia.

Baca Juga: Gempa M 7,3 Guncang Filipina: Bangunan Rusak, Longsor dan Operasional Kereta Api Dihentikan

Jepang adalah negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, memiliki demokrasi yang kuat, serta sekutu utama Amerika Serikat di Asia. 

Pemerintah negara itu masih berjuang membuat masyarakat lebih inklusif bagi anak-anak, perempuan, dan minoritas.

Kesenjangan antara pria dan wanita di Jepang merupakan salah satu yang terburuk di dunia, peringkat ke-116 dalam survei 146 negara oleh Forum Ekonomi Dunia pada 2022.

Survei tersebut mengukur kemajuan menuju kesetaraan berdasarkan partisipasi ekonomi dan politik, serta pendidikan, kesehatan, dan peluang lainnya bagi perempuan.

Para kritikus, seperti dilaporkan AP, menyebut negara itu tengah menghadapi sejarah chauvinisme laki-laki yang berkontribusi pada tingkat kelahiran rendah.

Baca Juga: Jepang Eksekusi Mati Pelaku Pembunuhan Massal di Akihabara

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Purwanto

Sumber : AP


TERBARU