Indonesia dan Amerika Serikat Segera Gelar Garuda Shield 2022, Latihan Militer Terbesar Kedua Negara
Kompas dunia | 26 Juli 2022, 06:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia dan Amerika Serikat mulai 1 Agustus 2022 akan menggelar latihan militer terbesar berkekuatan 4.000 tentara. Latihan militer menghilangkan kekhawatiran akan keretakan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat atas investasi China yang tumbuh di negara Asia Tenggara.
Seperti dilansir Straits Times, Senin (25/7/2022), negara-negara Indo-Pasifik di Samudra Hindia dan Pasifik saat ini menghadapi peningkatan permusuhan antara China dan AS. Kedua negara adidaya itu meningkatkan pertarungan diplomatik di kawasan yang penting secara geopolitik itu.
Indonesia sendiri mempertahankan netralitas di tengah persaingan, yang mencerminkan ideologi kebijakan luar negeri "bebas dan aktif" sejak merdeka.
Dalam kunjungan sehari ke Jakarta hari Minggu (24/7/2022), Jenderal Mark A Milley, Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan latihan yang direncanakan - yang dijadwalkan 1 hingga 14 Agustus itu akan melibatkan lebih dari 4.000 personel pasukan, baik dari angkatan darat maupun angkatan laut kedua negara.
"Penting bagi kita untuk menjalin ikatan dan berlatih bersama, saling mengenal sebagai militer. Itu selalu menjadi hal yang sangat berharga untuk dilakukan," kata Jenderal Milley, dalam konferensi pers bersama di markas besar militer Indonesia.
Latihan militer Indonesia dan Amerika Serikat akan dilakukan di Baturaja, Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga: Kunjungan Pertama Setelah 14 Tahun, Panglima TNI Sambut Kedatangan Panglima Militer AS ke Mabes TNI
Milley menambahkan latihan akan melatih interoperabilitas, teknik, taktik dan prosedur.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan Garuda Shield 2022 mendatang, edisi ke-16 dari latihan perang kedua negara, akan melibatkan tujuh helikopter tempur berat Apache dan empat helikopter tempur angkut personel Blackhawk, 41 kendaraan lapis baja dan 618 senjata.
Jepang, Australia dan Singapura diundang untuk bergabung dalam latihan tersebut, sementara sembilan lainnya akan berpartisipasi sebagai pengamat, kata Jenderal Milley, termasuk Malaysia, Kanada, Australia, Prancis, dan Inggris.
Jenderal Milley mengatakan AS, sebagai kekuatan Pasifik, sangat percaya pada Pasifik yang bebas dan terbuka dan tahu bahwa Indonesia juga berpikiran sama.
“Kami akan berada di sini. Kami akan menawarkan dukungan kepada Indonesia dan berkontribusi pada kawasan ini dengan cara apa pun yang kami bisa. Dan kami berharap dapat melanjutkan hubungan kami di masa depan.
"Seperti yang Anda semua tahu, lebih dari dua pertiga perdagangan internasional datang melalui kawasan Pasifik, dan sebagian besar datang melalui jalur air, melalui jalur komunikasi laut yang mengangkang," tambahnya.
Baca Juga: Dikunjungi Kastaf Gabungan AS, Panglima TNI Singgung Militer China: Beijing Sedikit Lebih Agresif
Jenderal Milley datang ke Indonesia dalam perjalanannya ke konferensi Kepala Pertahanan Indo-Pasifik tahunan ke-24 di Sydney, yang berlangsung dari 25 hingga 27 Juli.
Konferensi ini berfokus pada perubahan iklim dan implikasi keamanan ketika negara-negara berusaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih terbuka, wilayah yang inklusif dan tangguh.
Kunjungannya dilakukan sehari sebelum Presiden Indonesia Joko Widodo bertolak ke China, Jepang, dan Korea Selatan untuk membahas perdagangan dan investasi di bidang kesehatan, infrastruktur, dan perikanan.
China menggelontorkan lebih banyak uang ke Indonesia selama pemerintahan Jokowi.
Investasi asing langsung tahunan China ke Indonesia dilapormam mencapai sekitar USD4 miliar dalam tiga tahun terakhir hingga 2021, di mana biasanya di bawah USD3 miliar.
Usahanya berkisar dari membangun fasilitas peleburan nikel bernilai miliaran dolar di Morowali, Sulawesi Tengah, hingga membangun kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia yang akan menghubungkan ibu kota Jakarta ke kota terbesar ketiga di Bandung, dengan uji coba akan dimulai pada bulan November.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times