> >

Ukraina dan Rusia Akhirnya Sepakat Ekspor Gandum Dilanjutkan, tapi Tetap Saling Ancam

Krisis rusia ukraina | 23 Juli 2022, 10:58 WIB
Rusia dan Ukraina akhirnya menandatangani kesepakatan melanjutkan ekspor gandum Ukraina di Istanbul, Jumat (22/7/2022). (Sumber: Vadim Savitsky, Russian Defense Ministry Press Service via AP)

ISTANBUL, KOMPAS.TV - Ukraina dan Rusia akhirnya mencapai kesepakatan untuk melanjutkan ekspor gandum Ukraina yang sempat tertahan di Laut Hitam.

Kedua negara menandatangani perjanijian pada Jumat (22/7/2022) yang akan mengizinkan jutaan ton gandum yang terperangkap perang di Ukraina, untuk diekspor.

Terhentinya ekspor gandum Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu telah memicu ancaman kelaparan global.

Meski telah mencapai kesepakatan, tetapi Kiev menolak menandatangani perjanjian langsung dengan Moskow.

Baca Juga: Rusia Klaim Hancurkan Seperempat Unit Peluncur Roket HIMARS Bantuan AS di Ukraina

Dikutip dari BBC, Ukraina tetap mengancam dan memperingatkan bahwa provokasi akan langsung berhadapan dengan respons militer.

Kedua pihak sama-sama menghadiri upacara penandatanganan perjanjian di Istanbul, Turki. Tetapi mereka tak duduk di meja yang sama.

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menandatangani dokumen kesepakatan lebih dulu.

Baru kemudian Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menandatangani dokumen yang sama persis.

Kesepakatan itu membutuhkan waktu dua bulan hingga akhirnya ditandatangani.

Kesepakatan tersebut akan bertahan selama 120 hari dengan koordinasi bersama dan pusat pengawasan ditetapkan di Istanbul. Pusat itu akan berisi staf dari PBB, Turki, Rusia, dan Ukraina.

Kesepakatan itu juga bisa diperbarui jika kedua pihak mencapai persetujuan.

Blokade gandum Ukraina telah menyebabkan krisis pangan global karena produk dengan bahan gandum seperti roti dan pasta semakin mahal. Begitu juga harga minyak untuk masak dan pupuk.

Amerika Serikat (AS) meminta Rusia untuk cepat bertindak, dengan juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menegaskan sangat penting untuk menghindarkan dunia dari ketidakamanan dan kekurangan gizi yang lebih dalam.

Sebelumnya, Shoigu mengungkapkan, kesepakatan akan menjadi solusi untuk memulai proses ini di kemudian hari.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun menegaskan bahwa kesepakatan tersebut akan menjadi langkah awal untuk mengakhiri perang.

Baca Juga: Miris, Prajurit Rusia Akui Hanya Diberi Latihan Lima Hari sebelum Dikirim Perang ke Ukraina

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasikan bahwa negaranya memiliki gandum senilai 10 miliar dolar AS atau setara Rp149 triliun untuk dijual.

Namun, ia memperingatkan bahwa Moskow dapat terlibat dalam provokasi untuk mendiskreditkan upaya Ukraina dan internasional.

“Tetapi kami percaya pada PBB,” ujarnya.

Ia juga menyerahkan kepada PBB bagaimana untuk menjamin kesepakatan tersebut.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU