> >

Rp270 Miliar! Nilai Pasar Gading Gajah, Cula Badak dan Sisik Trenggiling yang Disita di Malaysia

Kompas dunia | 18 Juli 2022, 21:49 WIB
Malaysia menyita 6.000 kg gading gajah, terbesar di Malaysia, beserta 29 kg cula badak, 100 kg sisik trenggiling dan 300 kg tengkorak satwa langka. Nilainya ditaksir mencapai 80 juta ringgit atau 270 miliar rupiah. (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

PORT KLANG, KOMPAS.TV - Pejabat bea cukai Malaysia, Senin (18/7/2022), menyita simpanan bagian-bagian tubuh hewan langka termasuk gading gajah, cula badak dan sisik trenggiling, senilai RM80 juta atau sekitar Rp270 miliar, yang diduga berasal dari Afrika.

Malaysia adalah pusat perdagangan satwa liar, dengan bagian-bagian hewan dikirim melalui negara itu ke pasar regional yang menguntungkan.

Pihak berwenang negara Asia Tenggara itu menggagalkan upaya penyelundupan pada 10 Juli ketika mereka menemukan kargo gelap di Port Klang, di pantai barat Malaysia, yang disembunyikan di dalam peti kemas bersama dengan kayu.

Pengiriman itu termasuk sekitar 6.000 kg gading gajah - penyitaan gading gajah terbesar di Malaysia, kata Kepala Departemen Bea Cukai Malaysia Zazuli Johan.

Ada juga 29 kg cula badak, 100 kg sisik trenggiling dan 300 kg tengkorak hewan dan tulang lainnya, katanya dalam konferensi pers.

Penyitaan itu diperkirakan bernilai RM80 juta, katanya, seraya menambahkan bahwa itu diyakini berasal dari Afrika, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Kisah Badak Sumatera Rosa, 8 Kali Keguguran dan Punya Perilaku Berbeda dari Satwa Liar Lain

Malaysia menyita 6.000 kg gading gajah, terbesar di Malaysia, beserta 29 kg cula badak, 100 kg sisik trenggiling dan 300 kg tengkorak satwa langka. Nilainya ditaksir 80 juta ringgit atau 270 miliar rupiah. (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

Datuk Zazuli mengatakan Malaysia bukanlah tujuan akhir pengiriman, tetapi tidak mengatakan ke mana tujuan sebenarnya.

Bagian tubuh hewan seperti gading gajah dan sisik trenggiling sangat populer di negara-negara di mana mereka digunakan dalam pengobatan tradisional, termasuk China dan Vietnam.

Tidak ada penangkapan atas penyitaan tersebut.

Kanitha Krishnasamy, direktur Asia Tenggara di kelompok pemantauan perdagangan satwa liar TRAFFIC, memuji "penyitaan signifikan" tersebut.

"Perpaduan spesies terancam dalam satu penyitaan ini mengkhawatirkan, dan tentu saja membenarkan kecurigaan bahwa penjahat terus menggunakan pelabuhan Malaysia untuk memindahkan satwa liar selundupan," katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU